Namun, jumlah poinnya masih tertinggal dari Martin yang 'cuma' menang 3 sesi balapan utama dan lima sesi sprint.
Bagnaia menang total 13 kali, Martin mengantongi 8 kali kemenangan sepanjang musim ini.
Namun, apa yang membuat Martin jauh lebih unggul dalam perolehan poin dalam perebutan gelar juara dunia tahun ini?
Manajer Tim Ducati, Davide Tardozzi pun tidak menyembunyikan kebingungan dia ketika mendapat pertanyaan terkait anomali ini.
"Adalah sesuatu yang bersifat paradoks ketika memikirkan bahwa Pecco sudah memenangkan delapan balapan (utama), sedangkan Jorge tiga balapan utama, tapi dia (Pecco) masih tertinggal 10 poin dalam klasemen kejuaraan," kata Tardozzi dikutip BolaSport.com dari GPOne.
"Itu sama saja seperti luka menganga," tambahnya menganalogikan diri.
"Namun, menurut saya, Bagnaia sangat menyadari situasi tersebut," tambahnya.
Jika ditelurusri lebih lanjut, satu hal yang membuat Martin bisa unggul dari Bagnaia adalah dari konsistensinya.
Meski jarang menang balapan utama, Martin hampir selalu meraih podium runner-up sepanjang musim ini.
Tujuh podium runner-up pada balapan utama diamankan pembalap berjuluk Martinator itu. Raihan poin runner-up pun cukup tinggi, 20 poin untuk setiap serinya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar