BOLASPORT.COM - Minimnya aksi salip menyalip dalam balapan terakhir MotoGP Jepang mengundang kritik dan bahkan dari jajaran pembalap sendiri.
Sebabnya, persaingan untuk posisi pertama sangat monoton.
Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), selaku pemenang memimpin dari awal hingga akhir dalam balapan di Sirkuit Motegi, Motegi, Jepang, Minggu (6/10/2024).
Setelah jatuhnya Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3) yang menjadi penantang terkuat, tidak ada pembalap lain yang dapat benar-benar mendekat.
Pemandangan serupa telah berulang kali terjadi musim ini.
Sebut saja Jorge Martin (Prima Pramac) memenangi GP Indonesia, Marc Marquez (Gresini Racing) di GP Aragon, Bagnaia di GP Austria dan GP Belanda.
Polanya adalah siapa yang bisa lebih dahulu membuka jarak pada lap-lap awal, dialah yang akan keluar sebagai pemenang.
Butuh manuver yang sangat agresif seperti Enea Bastianini (Ducati Lenovo) terhadap Martin pada lap terakhir GP Emilia Romagna atau blunder seperti Martin di GP Jerman untuk hadirnya drama.
Sentilan tentang balapan yang membosankan keluar.
Baca Juga: Bos Dorna Respons Ungkapan Valentino Rossi yang Buka Luka Lama Terhadap Marc Marquez
Salah satu yang banyak dibicarakan adalah komentar Marc Marquez setelah praktis melaju sendirian untuk finis ketiga pada balapan GP Jepang.
"Balapan yang membosankan tetapi juga taktis," kata Marquez setelah GP Jepang, seperti dilansir BolaSport.com dari Crash.net.
"Terutama karena ketika saya mendapatkan posisi ketiga, Martin dan Bagnaia telah membuka gap yang besar."
"Saya mencari cara untuk menutup gapnya, tetapi ketika mencoba untuk sedikit lebih menekan dengan pengereman, saya melakukan kesalahan di Tikungan 1."
"Kemudian saya menyerah dan hanya mengatur (jarak) dengan Enea Bastianini."
Aksi salip menyalip bukannya tidak ada.
Pembalap Repsol Honda, Luca Marini, membeberkan bahwa persaingan yang lebih seru justru hadir di grup pembalap tengah ke belakang.
"Di belakang selalu ada pertarungan-pertarungan yang hebat," ucap Marini.
"Selalu saya bilang bahwa kita juga perlu kamera lain di belakang (untuk merekam) duel dari posisi tujuh ke belakang."
"Di sana ada berbagai manuver yang gila! Sangat menarik!" imbuh adik Valentino Rossi.
Minimnya aksi salip menyalip telah menjadi keluhan dalam beberapa musim terakhir.
Padahal pertarungan yang sengit menjadi ciri khas yang membedakan MotoGP selaku kasta paling tinggi dalam dunia balap motor.
Peran aerodinamika yang terlalu kuat pada laju si kuda besi menjadi kambing hitam.
Kemudahan yang ditawarkan membantu pembalap untuk mengambil margin lebih besar dalam pengereman, salah satu momen di mana kesempatan menyalip terbuka.
Ini menguntungkan pembalap yang berada di depan karena pembalap yang berada di belakang harus mengambil risiko lebih besar saat menyerang.
Padahal lebih mudah untuk terjatuh. Aerodinamika juga menyebabkan tekanan ban depan rentan naik saat mengikuti pembalap lain sehingga mengurangi daya cengkeram.
Kabar buruknya, pembaruan ban depan yang dijanjikan hadir pada musim depan tertunda karena minimnya kesempatan untuk melakukan pengujian.
MotoGP telah berusaha menekan peran aerodinamika dalam regulasi teknis baru yang akan diterapkan pada 2027. Akan tetapi, 2027 masih lama.
Untungnya, beberapa sirkuit mampu menjanjikan duel yang menarik.
Salah satunya akan menggelar balapan pada akhir pekan ini yaitu Sirkuit Phillip Island, venue GP Australia, yang punya karakter cepat dan mengalir.
Memang, balapan musim lalu hampir membosankan.
Posisi pertama yang dihuni Martin sejak start tidak tersentuh sampai ausnya ban pada pengujung balapan memberi kesempatan rombongan di belakangnya untuk berebut podium teratas.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar