BOLASPORT.COM - Muara utama penyebab Pramac Racing meninggalkan skuad Ducati memang karena memilih Marc Marquez. Paolo Campinoti selaku kepala tim blak-blakan menyatakan kekecewaan besar kepada si Merah Borgo Panigale.
Paolo Campinoti akhirnya buka suara dengan lebih gamblang terkait keputusan besarnya yang berkaitan dengan masa depan tim Pramac di MotoGP.
Memutuskan hengkang dari Ducati setelah berkolaborasi selama 20 tahun jelas bukan keputusan mudah baginya.
Beberapa bulan lalu, pria asal Italia itu masih berkilah bahwa ada perbedaan pendapat dan visi-misi yang terjadi antara dia dengan sejumlah petinggi Ducati sehingga memutuskan berpisah.
Selain itu dia juga menginginkan tantangan baru sehingga memilih bergabung sebagai tim satelit Yamaha yang dirasa punya potensi untuk kembali bangkit.
Namun baru-baru ini, saat menghadiri festival olahraga Festival dello Sport yang bergulir di Trento, Italia, pada 10-13 Oktober 2024, Campinoti yang mulai lebih terbuka.
Campinoti jujur bahwa dia sudah tidak sejalan dengan arah pemikiran para petinggi Ducati termasuk CEO Ducati, Claudio Domenicalli.
"Mereka telah membuat pilihan yang saya tidak setuju dengan itu," tutur Campinoti kepada La Gazzetta dello Sport, dikutip via Motociclismo.pt.
Meski memuji profesionalitas Ducati sebagai partner, pria asal Italia itu juga mengkritisi keputusan Ducati yang membuatnya kecewa besar soal pemilihan pembalap.
Dia tak segan mengeluarkan unek-uneknya, Ducati dianggap menelantarkan talenta-talenta muda hanya untuk memberikan tempat pada Marc Marquez yang sekarang berusia 31 tahun.
"Mereka telah mengorbankan banyak orang, termasuk kami dan pembalap (berbakat) seperti Jorge atau Enea Bastianini," ucap Campinoti.
"Semuanya hanya demi untuk satu orang (Marc Marquez, red)," tandasnya.
Ducati berbelok dari filosofi mereka selama setengah dekade terakhir untuk bertaruh kepada pembalap muda yang mereka poles di tim satelit sendiri.
Martin adalah salah satunya. Ironisnya, dia dinomorduakan ketika sedang memuncaki klasemen sementara jelang paruh musim.
Campinoti selaku sosok yang tentu sudah hafal pola persaingan di paddock, mengingatkan bahwa menyatukan Marquez dengan Bagnaia dalam satu tim jangan hanya dilihat dari sisi positifnya.
Di dunia MotoGP, tidak boleh dilupakan bahwa tensi tinggi persaingan antara pembalap yang sudah punya nama cenderung tak terelakkan.
Masih menurut Campinoti, sulit rasanya membayangkan kedua pembalap itu akan tanpa konflik di kemudian hari.
"Tidak ada gunanya percaya bahwa hal itu (konflik internal) tidak akan terjadi," kata Campinoti dengan tegas.
Martin sendiri pun telah mengungkap kekecewaannya pada keputusan Ducati yang seolah tidak mengharagai kerja kerasnya dalam membuktikan diri.
Sebelum resmi menjatuhkan pilihan pada Marquez, mereka sempat memberi Martin janji promosi ke tim pabrikan.
Sayangnya, akhirnya semua hanya tinggal janji.
Dalam wawancara dengan DAZN pada pertengahan September lalu, Martin mengatakan hal yang paling membuat kesal bukan karena Ducati memilih Marquez.
"Lebih ke merasa frustrasi karena saya tidak ke sana (tim pabrikan Ducati), bukan karena mereka memilih Marquez, (atau mungkin) mempertahankan Enea," kata Martin.
"Itu lebih membuat frustrasi karena setelah berjuang keras, mencoba membuktikan diri kepada seseorang tapi mereka tidak peduli dengan apa yang saya buktikan."
"Jadi saya merasa lebih ke merasa frustrasi, saya merasa seperti 'Saya bodoh,' karena berada di balik semua itu (perjuangan) dan itu tidak terlalu penting (bagi mereka)," tandasnya.
Baca Juga: Bos Dorna Respons Ungkapan Valentino Rossi yang Buka Luka Lama Terhadap Marc Marquez
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Crash.net, motociclismo.pt |
Komentar