Ia bukanlah yang pertama dari generasi baru kepribadian buatan yang digerakkan oleh teknologi baru.
Pasar untuk karakter virtual dan influencer berkembang dengan pesat.
Menurut The Influencer Marketing Factory Report, 53% responden mengikuti setidaknya satu influencer virtual dan 63% di antaranya berusia antara 18 dan 34 tahun.
Diperkirakan juga bahwa influencer virtual dapat menghasilkan tingkat keterlibatan hingga tiga kali lebih tinggi daripada influencer nyata.
Perbedaan utama antara Alex dan karakter virtual lainnya adalah bahwa dia bukan hanya karakter yang gambarnya dihasilkan dengan alat dan proses AI, tetapi juga dilatih.
Ini berarti Alex memiliki model bahasa multimodal seperti ChatGPT yang memungkinkannya untuk berkolaborasi dengan tim kreatif manusia.
Ia mampu menghasilkan konten dan terlibat dalam dialog yang terkoordinasi.
Selain itu, Alex dilengkapi dengan alat dan alur kerja untuk menghasilkan gambar, video, dan suara, yang memungkinkan produksi segala sesuatu mulai dari foto hingga video bergerak yang sangat realistis.
Alex adalah hasil kolaborasi antara kreativitas manusia dan kecerdasan buatan.
Desainnya bukanlah hasil dari satu visi kreatif, melainkan hasil dari masukan data yang ekstensif.
Penampilan, kepribadian, dan pendekatan kontennya telah ditentukan berdasarkan:
- Informasi dan data audiens, seperti penggunaan media sosial, preferensi, minat, dan kebiasaan konsumsi.
- Informasi terkait sepak bola, memastikan ia menjadi pakar LALIGA.
- Dokumentasi Kode Etik, termasuk informasi mengenai nilai-nilai LALIGA dan kode etik yang dirancang khusus untuk karakter virtual yang dikembangkan oleh Universitas Malaga, yang mempromosikan perilaku yang positif dan saling menghormati.
Alex tidak hanya mewakili kemajuan dalam integrasi teknologi dalam olahraga, tetapi juga mencerminkan profil digital dari generasi penggemar baru yang menuntut format yang inovatif, segar, dan orisinal.
Kemampuannya untuk menyesuaikan pesan, berinteraksi secara pribadi, dan mempertahankan citra yang koheren dan terkendali membuatnya menjadi alat yang ampuh untuk terhubung dengan penonton muda.
Alex lebih dari sekadar figur digital, dia adalah jembatan antara tradisi dan modernitas, menyatukan generasi melalui teknologi dan nilai-nilai yang telah membuat sepak bola menjadi olahraga global.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Laliga.com |
Komentar