BOLASPORT.COM - General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, merasa senang dengan kemenangan Marc Marquez pada balapan MotoGP Australia.
Lesatan Marc Marquez melanjutkan dominasi Ducati di MotoGP karena dapat merangkai 16 kemenangan secara beruntun.
Mengendarai motor lama Ducati Desmosedici dengan seragam Gresini Racing, Marc Marquez mampu tampil digdaya dalam balapan di Sirkuit Phillip Island, Australia.
Kemenangan Marquez makin impresif karena diraih setelah start yang buruk.
Spin yang disebabkan plastik pelindung kaca helm yang dikenakannya sendiri membuat Marquez turun ke posisi 13 pada awal balapan.
Kerugian itu tidak menghalangi Marquez untuk merangsek ke depan hingga puncaknya mengalahkan Jorge Martin (Prima Pramac) dalam duel untuk posisi pertama.
Bagi Dall'Igna, kemenangan ciamik di Phillip Island menegaskan bahwa talenta Marquez masih sangat layak untuk disandingkan dengan para pembalap terbaik saat ini.
Kredit diberikan sang maestro di balik masa keemasan Desmosedici GP dalam review pasca-lomba di laman resmi Ducati.
"Marc Marquez yang mengagumkan meraih kesuksesan ketiganya untuk menegaskan, kalau diperlukan, bahwa dia masih di sana, kembali ke posisi atas MotoGP," kata Dall'Igna.
Baca Juga: Sukses Tampilkan Progres, Mario Aji Jadi Ujung Tombak Honda Team Asia di Moto2 2025
Posisi pertama di balapan MotoGP Australia menjadi yang ketiga bagi sang Juara Dunia delapan kali pada musim ini.
Menariknya, catatan tiga kemenangan itu membuat Marquez menjadi pembalap motor Ducati yang paling sering menang pada paruh musim kedua.
Bagi pabrikan Borgo Panigale, tren positif si Semut dari Cervera membuat keputusan mereka untuk merekrutnya ke tim pabrikan musim depan menjadi lebih valid.
Dall'Igna dan Ducati dicecar karena kedatangan Marquez, akan berumur 32 tahun pada 2025, mengorbankan proyek mereka bersama pembalap muda.
Jorge Martin dan Enea Bastianini yang digaet sejak rookie sebagai calon pembalap tim utama Ducati pun akan membelot ke pabrikan lain musim depan.
Begitu pula Marco Bezzecchi, jebolan VR46 Riders Academy yang hampir dipromosikan ke status pembalap pabrikan Ducati karena trengginas bersama tim satelit musim lalu.
Legenda MotoGP, Valentino Rossi, sampai ikut bersuara. Rossi juga punya kepentingan di Ducati karena VR46 menjadi tim satelit pabrikan asal Borgo Panigale itu.
Selain itu, pembalap yang akan menjadi rekan setim Marquez di Ducati adalah anggota akademi The Doctor sendiri yaitu Francesco Bagnaia.
Kritik yang diterima Ducati bisa dimaklumi karena Marquez baru menang balapan tiga bulan setelah rencana kepindahannya diumumkan pada Juni lalu.
Di sisi lain, mereka punya Martin yang sedang memuncaki klasemen sementara dan sejak musim lalu mampu mengimbangi kecepatan Bagnaia.
Di Australia, Marquez membuktikan kemampuannya tidak kalah dengan Martin ataupun Bagnaia yang menjadi pembalap nomor satu di Ducati karena raihan gelarnya.
Karakter Sirkuit Phillip Island yang cepat dan mengalir serta kondisi yang sulit menjadi penyeimbang antara peran kuda besi dengan talenta jokinya.
"Dia melakukannya dengan caranya yang tidak ada bandingannya," kata Dall'Igna lagi.
"Kebangkitan yang luar biasa yang membawanya dengan segera, dan otoritas luar biasa, mendekati para pemimpin lomba dan duel sengit dengan Martin."
Dall'Igna tidak segan menyebut kemenangan Marquez di Negeri Kanguru pada akhir pekan lalu sebagai sebuah mahakarya.
"Sebuah mahakarya dia sebuah sirkuit yang paling menyenangkan bagi dia."
"Dia berubah menjadi 'liar' seperti yang dilakukannya ketika mencium kemenangan, tidak menyisakan apapun baginya. Tak tertahankan."
"Akan tetapi, ukuran sejati dari kekuatannya, keunggulannya yang spesifik, adalah karena dia segera bangkit dari start yang sangat sial."
"Dia memaksakan dirinya sendiri di atas segalanya dan semuanya sebagai pemenang yang mengambil semuanya," pungkas Dall'Igna.
Baca Juga: Menangi MotoGP Australia dengan Plot Twist, Marc Marquez Ubah Gestur Ngawur Jadi Wangsit
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Ducati.com |
Komentar