"Begitulah kinerja motornya, dan begitulah cara kami selalu menang sebelumnya."
"Namun itu hanya cara tradisional mereka dalam membuat sepeda. Sungguh luar biasa bagi pembalap untuk merasakan hal seperti itu pada ban depan."
"Namun masalahnya adalah, sekarang ban belakang adalah kekuatan utama Michelin dan kami belum bisa menggunakan potensi penuhnya saat ini," tandas adik Valentino Rossi itu.
Pembalap yang dikenal dengan kemampuan sensitifnya terhadap detail motor itu berharap Honda bisa segera mengubah mindset mereka untuk mengikuti kinerja Michelin
Distribusi bobot motor juga menjadi hal yang disoroti Marini.
Marini berujar bahwa Honda dapat belajar dari KTM yang mampu menerapkan bobot lebih imbang terutama di bagian belakang motor.
"Untuk tahun depan, tujuannya jelas untuk mengubah sedikit distribusi bobot, dengan lebih banyak bobot di bagian belakang, seperti pada sepeda motor lainnya," ucap Marini berharap.
"Kami harus melihat secara khusus pada KTM, mereka adalah ahlinya dalam hal ini. Ban bisa segera siap sejak lap pertama."
"Memang kadang-kadang mereka memberi terlalu banyak tekanan pada ban belakang, lalu seringkali Jack atau Augusto tertinggal, terkadang Brad juga."
"Namun kami tetap perlu menganalisis pendekatan mereka dan menemukan cara untuk memperbaiki situasi kami dalam hal ini. Jika kami menemukan solusi untuk ini, kami bisa memperebutkan posisi ke-7 atau ke-8 setidaknya," kata Marini.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar