Awalnya, AI Pepper sangat kuat dalam blok lewat penampilan impresif middle blocker asal China, Zhang Yu.
Namun, Red Sparks berhasil membalas kekuatan tersebut jelang akhir laga berkat penampilan apik dari Jung Ho-young.
Berdasarkan catatan statistik, kedua tim sama-sama meraih block point yang sama yakni 13 angka.
Sebaliknya, strategi pelatih AI Pepper justru tak berjalan mulus untuk mengincar penerimaan bola pertama Red Sparks.
Red Sparks justru yang berhasil mencatatkan jumlah service ace lebih banyak dengan tujuh poin, sementara AI Pepper hanya dua.
"Kedua tim itu mirip. Ini semua tentang seberapa baik Anda memanfaatkan tinggi badan Anda yang baik," kata Chang So-yeon, pelatih AI Pepper sebelum pertandingan.
"Jadi dalam pertandingan ini, servis adalah kuncinya. Jika kami melakukan servis dengan baik."
"Kami dapat melipatgandakan kekuatan tinggi badan kami dalam serangan balik, yang secara alami akan mengurangi efisiensi serangan lawan," ujarnya.
Pelatih AI Pepper bahkan tertawa saat ditanya apakah anak asuhnya akan mengincark Vanja Bukilic sebagai pemain yang menerima bola pertama.
"Itu adalah rahasia dapur," kata Chang sembari tertawa.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | KOVO.co.kr |
Komentar