"Paradoksnya, saya justru berniat untuk melambat," kata Pecco Bagnaia dilansir Bolasport dari Mowmag.
Upaya Bagnaia mengerem sesaat lebih awal dan agak keras itulah yang berbalik jadi bumerang.
Tetapi, juara dunia bertahan itu menunjukkan mental baja. Di sinilah perang mental yang sebenarnya telah dimulai.
Bagnaia mengisyaratkan bahwa dia belum menyerah dari perebutan gelar, walau peluangnya mengecil. Selisihnya makin jauh hingga 29 poin dari Martin di puncak klasemen.
Sementara Martin tinggal match point di sesi balapan utama hari Minggu (3/11/2024), Bagnaia masih harus sibuk dengan peluang matematis.
Kriteria Bagnaia jadi lebih ketat. Dia wajib merebut kemenangan pada balapan utama atau minimal meraih podium runner-up.
Jika Bagnaia finis podium ketiga atau lebih buruk, maka selesai sudah perjuangan mempertahankan gelar bagi Nuvola Rossa.
"Besok saya masih punya kesempatan untuk memenangkan balapan lagi, dan saya akan mencoba yang terbaik lagi," kata Bagnaia.
Namun di sisi lain, ada pernyataan yang sedikit kontras dari prinsip Bagnaia sebelumnya di mana dia pernah berujar bahwa dia tak perlu meminta bantuan siapapun di kubu Ducati.
Sedangkan hari ini, dia memberikan pernyataan tersirat tentang bantuan kepada Enea Bastianini (Ducati Lenovo) atau Marc Marquez (Gresini) yang kebetulan adalah para peraih podium di sesi sprint.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Mowmag |
Komentar