"Pada laga ini kami agak nervous menghadapi rekan satu negara yang sudah mengetahui kelebihan dan kelemahan kami. Pada laga ini kami bisa keluar dari tekanan lawan dan meraih kemenangan,” ujar Rahmat dalam keterangan resmi PBSI.
“Kami kesulitan meladeni permainan lawan karena sudah sering berlatih bersama di Pelatnas Cipayung."
"Namun di sisi lain kami sudah mengetahui kelemahan dan kelebihan mereka untuk memastikan kemenangan di laga ini,” Rahmat menambahkan.
Yeremia juga bersyukur atas gelar beruntun ini. Tapi mereka akan fokus mempersiapkan diri untuk turanem tahun depan di level super 300 dan Super 500.
“Pasti senang rasanya karena kami kemarin di Pekanbaru gagal meraih gelar juara. Raihan gelar juara di turnamen ini menjadi batu loncatan kami untuk ke depannya bisa meraih hasil yang lebih baik lagi,” ungkap Yeremia.
Adapun Lanny/Fadia berusaha tetap legawa setelah kena revans Hsieh Pei Shan/Hung En-Tzu asal Taiwan.
Pada laga final hari ini, permainan mereka tidak keluar.
"Kami banyak melakukan kesalahan sendiri saat gim pertama. Kami kehilangan fokus sehingga saat sudah unggul harus tertinggal karena kesalahan kami sendiri,” ujar Fadia.
“Dari lawan tampaknya sudah mempelajari gaya bermain kami. Pada laga ini kami kurang tenang dalam bertahan dan bermain di bawah tekanan lawan,” sahut Lanny..
Fadia menegaskan bahwa kekalahan ini tidak membuat duet mereka yang baru seumurr jagung putus asa. Mereka akan kembali mengevaluasi dan menjadikan kekalahan hari ini sebagai pelajaran.
“Setelah ini kami akan melakukan evaluasi lagi. Ada waktu sekitar satu pekan sebelum kami berangkat ke Jepang. Kami ingin melakukan evaluasi lagi apa yang menjadi kekurangan kami harus dikurangi, serta yang menjadi kelebihan kami harus ditambahkan,” ujar Fadia.
Baca Juga: Chou Tien Chen Geram Kinerja Wasit BWF di Hylo Open 2024, Lagi-lagi Dirugikan Fault Aneh
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI |
Komentar