BOLASPORT.COM - PB Pertacami (Persatuan Tarung Campuran Indonesia) saat ini tengah mempersiapkan 12 petarung junior untuk tampil di GAMMA World MMA Championship 2024.
Kejuaraan Dunia MMA itu akan berlangsung di Indonesia pada 6-14 Desember mendatang.
Untuk pertama kalinya, kategori senior dan U-18 dipertandingkan di kejuaraan yang sama.
Membidik 5 medali emas di kategori U-18, PB Pertacami kini sedang menggembleng petarung-petarung muda untuk tampil mewakili Indonesia di GAMMA World MMA Championship 2024.
Jerico Moi adalah salah satu dari 12 atlet junior MMA Indonesia yang tengah menjalani pemusatan latihan PB Pertacami.
Petarung belia ini bermodalkan raihan medali emas dalam Kejuaraan Nasional MMA Piala Pertacami I 2024 pada Mei lalu.
Sejak usia 13 tahun, Jerico telah mengenal karate, kickboxing, hingga Muay Thai.
Sempat tidak diizinkan ayahnya untuk menggeluti olahraga tarung, Jerico akhirnya mulai berlatih kickboxing saat berumur 15 tahun.
Jerico kemudian baru mengetahui latar belakang ayahnya yang ternyata seorang mantan atlet.
“Dulu bapak cerita kepada saya kalau beliau gagal mencapai cita-citanya, yaitu menjadi tentara, TNI, karena kurangnya prestasi atau bakat walaupun Bapak itu seorang atlet," kata Jerico seperti dikutip dari rilis PB Pertacami yang diterima Bolasport.com.
"Tetapi dulu katanya atlet itu tidak berharga di Indonesia, tidak ada harga dirinya karena sudah dianggap biasa seperti itu, tidak bisa membanggakan nama Indonesia."
Ayah Jerico dulu adalah atlet kickboxing tetapi kerap diremehkan.
Cerita masa lalu sang ayah tidak membuat api semangat Jerico Moi redup untuk menjadi atlet.
Saat ini Jerico ditempa di sasana ayahnya sendiri yang terafiliasi dengan Patunggung Simalungun Siantar Club (PSSC).
Pada Kejuaraan Nasional PB Pertacami U-18 2024, 4 atlet PSSC meraih medali emas termasuk Jerico.
"Sebenarnya saya sempat goyah mendengar kata-kata kalau atlet itu tidak berharga, tidak dapat menghasilkan apa-apa, tidak berguna seperti itu dari orang tua," ujar Jerico.
"Tetapi entah kenapa jiwa saya memang ke atlet, saya memang tetap berpegang teguh pada pendirian bahwa saya bisa menjadi atlet melebihi orang tua."
"Kegagalan orang tua malah menjadi motivasi terbesar saya. Saya bercita-cita mewujudkan mimpi Bapak."
"Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah diberikan."
"Saya akan ambil semua," pungkas Jerico Moi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | PB Pertacami |
Komentar