Meski lebih banyak menang di balapan utama, pembalap asal Turin, Italia itu juga lebih banyak mengalami crash daripada Martin selama musim ini.
Sebagian di antaranya terjadi ketika posisi podium sudah terlihat bisa dikunci, termasuk saat sprint GP Malaysia.
Sementara Martin cuma terjatuh 3 kali (plus sekali blunder yang menyebabkan hasil nol poin), Bagnaia gagal finis 8 kali di balapan dan sprint.
"Pecco itu kuat, tapi dia membuat terlalu banyak kesalahan tahun ini, dengan tujuh kecelakaan dalam balapan," kata Tardozzi.
"Meski begitu, dia menunjukkan kecepatannya dengan memenangi sepuluh balapan.
"Namun di sisi lain Jorge mampu mengelola kejuaraan dengan lebih baik. (Saya) angkat topi untuknya," tambah Tardozzi.
Tardozzi paham asa Bagnaia untuk mempertahankan gelar akan sangat bergantung pada jalannya rangkaian akhir pekan lomba di Sirkuit Catalunya pada 15-17 November nanti.
Periode kritis berlangsung sejak sesi latihan bebas pertama karena semua yang terjadi di lintasan bisa menentukan segalanya.
Baik Bagnaia maupun Martin wajib sama-sama mengontrol diri, termasuk menghindari kesalahan pada hari pertama yang bahkan bisa memengaruhi posisi start dalam balapan.
"Tujuan kami adalah menjaga peluang kejuaraan tetap terbuka hingga Minggu, " ucap Tardozzi.
"Kami harus mengumpulkan poin yang cukup selama Sprint, agar semuanya dapat diputuskan pada hari Minggu (balapan utama)," tandas dia.
Baca Juga: Jiwa Cenayang Casey Stoner Menyebut Marc Marquez Jadi Juara Dunia MotoGP 2025
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar