BOLASPORT.COM - Como 1907 berada di bibir jurang zona merah klasemen Liga Italia, Cesc Fabregas tak mau banyak menuntut lagi kepada para pemainnya.
Como melakoni pekan ke-13 Liga Italia dengan kekalahan lagi.
Menjamu Fiorentina yang sedang on-fire, anak asuh legenda Arsenal Cesc Fabregas kalah di kandangnya, Stadion Giuseppe Sinigaglia.
Minggu (24/11/2024), Como dipaksa menyerah 0-2 akibat gol tembakan Yacine Adli dan Moise Kean pada masing-masing babak.
I Lariani juga menyudahi pertandingan dengan 10 pemain akibat kartu merah Alberto Dossena di menit-menit akhir.
Hasil ini menambah catatan negatif dalam rapor klub milik konglomerat Indonesia.
Como tak pernah menang lagi sejak kompetisi memasuki Oktober yang telah menyuguhkan 7 pertandingan.
Lima partai di antaranya berakhir dengan kekalahan.
Kali terakhir Como merasakan nikmatnya kemenangan adalah saat membungkam Verona 3-2, pada duel penutup September lalu.
Sekarang Nico Paz dkk terjerembap di peringkat 17 klasemen Liga Italia.
Mereka baru mengemas 10 poin dari 13 pertandingan.
Como hanya terpaut dua angka dari tim dasar klasemen, Venezia, yang baru akan tampil Senin (25/11/2024) menghadapi klub peringkat 18, Lecce.
Andai Jay Idzes dkk berhasil menekuk Lecce, Como terpaksa turun ke zona degradasi di peringkat 18.
Dalam kondisi ini, Cesc Fabregas mulai menyadari bahwa dirinya tidak bisa lagi menuntut anak asuhnya terlalu berat.
Eks gelandang Barcelona dan Chelsea itu mengaku tak akan banyak marah-marah kepada pemainnya, kecuali dalam kondisi tertentu.
Pada laga-laga sebelumnya, Fabregas memang vokal meluapkan kekesalan kepada kiper Emil Audero maupun personel lain yang dianggap sebagai biang kerok.
Walaupun sang penjaga gawang kembali dianggap bertanggung jawab atas lahirnya gol musuh, kemarahan Fabregas dapat lebih diredam.
"Kami kekurangan sedikit kualitas dalam beberapa pekan sekarang ini. Kami maju selangkah dan mundur selangkah," ujar Cesc.
"Saya tidak bisa lagi meminta lebih banyak dari anak-anak, inilah siapa kami sebenarnya."
"Saya harus mengelola dan memberikan mereka kepercayaan diri."
"Anak-anak memberikan segalanya di lapangan dan saya tak bisa berkata apa pun kepada mereka."
"Saya hanya bisa marah ketika kami kebobolan gol dan kami tentu saja membutuhkan sedikit kekejaman (di depan gawang musuh)."
"Kami bukanlah Juventus atau Inter. Saya berurusan dengan pemain, yang 80 persennya bermain di divisi dua musim lalu," lanjutnya, dikutip BolaSport.com dari Tuttomercatoweb.
Kendati demikian, Cesc Fabregas tetap memiliki keyakinan membawa Como bangkit.
Peluang besar untuk menyudahi krisis kemenangan tersaji pekan berikutnya.
I Lariani akan menjamu sesama tim papan bawah, Monza.
"Saya harus memercayai anak-anak. Lima tahun lalu tim ini tidak eksis, tapi sekarang kami ada di level atas," imbuhnya.
"Dengan ketenangan dan kestabilan, level kami akan meningkat," tambah pria asal Spanyol.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tuttomercatoweb.com |
Komentar