BOLASPORT.COM - Statistik kecelakaan yang dialami pembalap pada MotoGP 2024 menunjukkan anomali dari situasi yang dialami Francesco Bagnaia.
Pembalap Ducati Lenovo itu memiliki catatan aneh karena jarang terjatuh tetapi di saat yang sama punya reputasi sering blunder.
Reputasi sering blunder ini muncul karena Bagnaia gagal mempertahankan gelarnya karena kerap gagal finis dalam balapan.
Total delapan kali Bagnaia gagal finis dalam balapan sprint maupun grand prix karena terjatuh dari motornya.
Akan tetapi, jika melihat statistik crash secara keseluruhan, Bagnaia berada di grup yang terbilang cukup mendingan.
Bagnaia menempati urutan ke-17 dengan 9 kali terjatuh.
Itu cuma hampir sepertiga dari torehan Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3) sebagai pembalap yang paling sering terjatuh pada MotoGP 2024 dengan 28 insiden.
Lantas di mana letak masalah Bagnaia?
Baca Juga: Marc Marquez Telah Membuat Semua Pembalap MotoGP 2024 Tampak Konyol Cuma dengan Motor Lawas Ducati
Problem itu akan terlihat ketika membandingkan catatan Bagnaia dengan Jorge Martin (Prima Pramac) selaku sosok yang mengalahkannya dalam perburuan gelar.
Martin menghentikan tren dua gelar juara beruntun Bagnaia meski lebih sering terjatuh dengan total 15 insiden.
Meski demikian, Martinator hanya tiga kali terjatuh saat balapan, sesi di mana poin kejuaraan diperebutkan.
Coba bandingkan dengan Bagnaia yang mana dari 9 insiden yang dialaminya, 8 di antaranya terjadi saat balapan.
Kata kuncinya adalah manajemen lomba. Dalam hal ini Bagnaia bisa belajar dari rekan setimnya yang baru yaitu Marc Marquez.
Sebagai informasi, berani mengambil risiko menjadi salah satu karakter yang membantu Marquez untuk mengekstrak seluruh potensi yang dimilikinya.
Meski demikian, Marquez tahu kapan dia harus mengambil risiko dan kapan harus bermain aman sehingga statisik kecelakaannya mayoritas terjadi saat latihan bebas dan kualifikasi.
Salah satu contoh terbaik adalah musim 2017 ketika Marc Marquez memimpin statistik dengan 27 insiden tetapi hanya 2 di antaranya yang terjadi saat balapan.
Jadi, kebalikannya dari Bagnaia, Marquez tetap dapat menggondol deretan gelar juara dunia meski menjadi pembalap yang paling sering terjatuh pada saat yang bersamaan.
"Hal paling positif adalah saya terjatuh saat sesi latihan," kata Marquez ketika dicecar karena memimpin "klasemen insiden" pada paruh musim lalu, dilansir dari Motorsport.
"Benar saat balapan saya terjatuh ketika sprint di Silverstone dan Spielberg tetapi biasanya saat balapan utama saya selalu bertahan di atas motor."
"Inilah yang terpenting. Saya inginnya lebih sedikit terjatuh, tetapi saat ini (statistik kecelakaan) adalah angka yang tidak begitu saya pedulikan."
Musim ini Marquez terjatuh sebanyak 24 kali, hanya kalah dari Acosta
Sementara itu, kekurangan Bagnaia dalam manajemen risiko telah disinggung oleh manajer tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, dalam interviu di sela-sela tes pasca-musim.
"Terkadang dia harus memahami bahwa posisi ketiga lebih baik daripada mengambil risiko seperti yang dia lakukan," kata Tardozzi kepada mikrofon MotoGP.com.
Salah satu insiden yang sering diungkit Bagnaia adalah ketika bertabrakan dengan Alex Marquez (Gresini Racing) saat berebut posisi ketiga di balapan utama GP Aragon.
Bahkan jika mau berkompromi untuk posisi keempat, Bagnaia akan mendapatkan 13 poin yang mana sudah cukup untuk menutup defisit 10 poin dari Martin di klasemen akhir.
Bagnaia pun mengamininya.
"Hal pertama yang harus saya pelajari adalah bagaimana memahami situasinya dengan lebih baik," kata Bagnaia, dikutip dari Crash.net.
"Tiga dari 8 hasil gagal finis timbul dari situasi yang aneh yaitu kecelakaan di Portimao dengan Marc Marquez, di Jerez dengan Brad Binder, dan dengan Alex Marquez di Aragon."
"Benar bahwa saya dibuat gagal finis oleh pembalap lainnya," imbuh Bagnaia yang masih merasa benar," tetapi ketiganya terjadi dalam situasi yang mungkin seharusnya saya hindari."
Meminimalisir blunder mau tidak mau harus dihadapi Bagnaia kalau ingin menjadi juara dunia pada musim depan.
STATISTIK KECELAKAAN PEMBALAP PADA MOTOGP 2024
1. Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3): 28 kali
2. Marc Marquez (Gresini Racing): 24 kali
3. Alex Marquez (Gresini Racing): 21 kali
4. Jack Miller (Red Bull KTM): 20 kali
5. Brad Binder (Red Bull KTM): 19 kali
5. Aleix Espargaro (Aprilia Racing): 19 kali
5. Augusto Fernandez (Red Bull GASGAS Tech3): 19 kali
8. Marco Bezzecchi (Pertamina Enduro VR46): 18 kali
9. Joan Mir (Repsol Honda): 17 kali
10. Jorge Martin (Pramac Racing): 15 kali
10. Franco Morbidelli (Pramac Racing): 15 kali
10. Johann Zarco (LCR Honda): 15 kali
13. Enea Bastianini (Ducati Lenovo): 13 kali
13. Fabio Di Giannantonio (Pertamina Enduro VR46): 13 kali
15. Alex Rins (Monster Energy Yamaha): 10 kali
15. Maverick Vinales (Aprilia Racing): 10 kali
17. Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo): 9 kali
17. Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha): 9 kali
19. Raul Fernandez (Trackhouse Racing): 8 kali
20. Takaaki Nakagami (LCR Honda): 7 kali
21. Miguel Oliveira (Trackhouse Racing): 6 kali
Pembalap Wildcard dan Pembalap Pengganti:
1. Pol Espargaro (KTM): 4 kali
2. Stefan Bradl (Honda): 2 kali
2. Dani Pedrosa (KTM): 2 kali
3. Remy Gardner (Yamaha): 1 kali
3. Michele Pirro (Ducati): 1 kali
4. Andrea Iannone (Ducati): 0 kali
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Motorsport.com, Paddock-GP.com, Crash.net |
Komentar