Martin menghentikan tren dua gelar juara beruntun Bagnaia meski lebih sering terjatuh dengan total 15 insiden.
Meski demikian, Martinator hanya tiga kali terjatuh saat balapan, sesi di mana poin kejuaraan diperebutkan.
Coba bandingkan dengan Bagnaia yang mana dari 9 insiden yang dialaminya, 8 di antaranya terjadi saat balapan.
Kata kuncinya adalah manajemen lomba. Dalam hal ini Bagnaia bisa belajar dari rekan setimnya yang baru yaitu Marc Marquez.
Sebagai informasi, berani mengambil risiko menjadi salah satu karakter yang membantu Marquez untuk mengekstrak seluruh potensi yang dimilikinya.
Meski demikian, Marquez tahu kapan dia harus mengambil risiko dan kapan harus bermain aman sehingga statisik kecelakaannya mayoritas terjadi saat latihan bebas dan kualifikasi.
Salah satu contoh terbaik adalah musim 2017 ketika Marc Marquez memimpin statistik dengan 27 insiden tetapi hanya 2 di antaranya yang terjadi saat balapan.
Jadi, kebalikannya dari Bagnaia, Marquez tetap dapat menggondol deretan gelar juara dunia meski menjadi pembalap yang paling sering terjatuh pada saat yang bersamaan.
"Hal paling positif adalah saya terjatuh saat sesi latihan," kata Marquez ketika dicecar karena memimpin "klasemen insiden" pada paruh musim lalu, dilansir dari Motorsport.
"Benar saat balapan saya terjatuh ketika sprint di Silverstone dan Spielberg tetapi biasanya saat balapan utama saya selalu bertahan di atas motor."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Motorsport.com, Paddock-GP.com, Crash.net |
Komentar