BOLASPORT.COM - Kritik terhadap jadwal padat bulu tangkis yang muncul dari tunggal putri Amerika Serikat, Beiwen Zhang, mendapatkan perhatian.
Beiwen Zhang mengkritik Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena mengabaikan kelelahan fisik dan mental yang dialami pemain karena tuntutan tampil di turnamen.
Menerima status top committed player karena menempati peringkat 15 besar dunia, Zhang harus memenuhi syarat penampilan di turnamen.
Para top committed player harus mengikuti semua turnamen di level Super 1000 (4 event) dan Super 750 (6) serta 2 turnamen di level Super 500.
Mereka juga harus tampil di BWF World Tour Finals jika lolos.
Bagi pemain yang berkiprah secara independen seperti Zhang, itu jauh dari kata mudah.
"Ini telah menjadi jalan yang panjang dan sepi," tulis rival Gregoria Mariska Tunjung itu dalam unggahan di akun Instagramnya.
Zhang telah berada dalam posisi di mana dia ingin peringkatnya turun demi terbebas dari kewajiban bertanding ini.
Top committed player mencangkup 15 pemain tertinggi untuk sektor tunggal dan 10 pasangan tertinggi untuk sektor ganda dalam ranking dunia.
Ada dua jendela penghitungan yaitu pada pekan ketiga November untuk tahun berikutnya dan pekan pertama Juli untuk sisa tahun.
Kesulitan Zhang timbul karena dia bertanding secara independen.
Kini mewakili Amerika Serikat di mana bulu tangkis bukan olahraga populer, pemain berdarah China itu hampir selalu berpergian sendirian dari turnamen ke turnamen.
Selain harus menanggung akomodasi sendiri, Zhang juga kesulitan untuk mendapatkan partner sparing saat turnamen berlangsung.
"Saya telah melalui banyak hal selama 10 tahun terakhir dan semakin bagus hasil yang saya raih, makin sedih perasaan saya," kata Zhang.
"Tidak ada tim yang mendukung saya, tidak ada partner latihan yang tetap, dan tidak ada sistem yang memahami betapa sulit perjalanan ini."
Kritik terhadap jadwal turnamen telah muncul, termasuk sejak aturan wajib tanding bagi pemain top hadir di era World Tour.
Makin sering bertanding, makin sedikit pula waktu yang dimiliki pemain untuk pemulihan. Artinya, risiko cedera makin besar.
Ditambah turnamen individu dan beregu di tingkat regional dan dunia, 'pemain dengan komitmen tertinggi' bisa mengikuti hingga 18 event setiap tahunnya.
Baca Juga: Indonesia Open 2021 - Pemain Bukan Robot! Marcus/Kevin Protes Jadwal yang Menyiksa ke BWF
Salah satu pemain top yang pernah bersuara soal jadwal tanding adalah legenda tunggal putra dari Malaysia, Lee Chong Wei.
Lee pernah meminta kelonggaran karena berusia 35 tahun ketika era World Tour dimulai dan harus bertanding minimal 12 kali dalam semusim.
Mantan pemain nomor satu itu pun menunjukkan simpatinya kepada Beiwen.
"Pemain seperti Viktor Axelsen dan saya telah bersuara berkali-kali tentang jadwal yang padat dan tidak kenal ampun, tetapi tidak ada yang berubah," katanya, dilansir dair Scoop.my.
"Simpati saya bagi Beiwen. Saya telah mengenalnya sejak dia masih 15 tahun dan berkiprah di Singapura."
"Dia adalah orang yang sangat kuat, dan saya yakin dia akan menemukan jalan untuk melaluinya."
Lee Chong Wei menggunakan kesempatan itu untuk memberi wejangan kepada para pemain yang masih bernaung di tim nasional atau Pelatnas Malaysia.
Pemain dari negara-negara Asia, termasuk Indonesia, lebih beruntung karena mendapat bantuan pembiayaan dari federasi jika berada di skuad nasional.
"Bulu tangkis bukan sebuah olahraga besar di Amerika Serikat seperti di Malaysia. Bisa dibilang Beiwen berjuang sendirian di sana," sambung Lee.
"Itulah kenapa saya selalu mengingatkan para pebulu tangkis kita untuk bersyukur."
"Bulu tangkis adalah olahraga nomor satu di Malaysia, dukungan dan fasilitas yang kita miliki seringkali tidak tersaingi. Para pemain kita harus memanfaatkannya dengan maksimal."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Scoop.my |
Komentar