BOLASPORT.COM - Tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, kembali menyentil Federasi Dunia Bulu Tangkis (BWF) setelah respons yang diterima dari pengunduran dirinya di BWF World Tour Finals 2024.
Viktor Axelsen dengan berat hati mengundurkan diri dari BWF World Tour Finals 2024.
Mendapatkan wildcard karena raihan emas di Olimpiade Paris 2024, Axelsen memilih mundur demi memulihkan cedera pada kaki kirinya.
Axelsen mengumumkan pengunduran dirinya dari turnamen penutup musim itu melalui akun media sosialnya pada Selasa (3/12/2024).
"Hai semua. Sayangnya saya tidak dapat berpartisipasi di HSBC World Tour Finals pada Desember ini," tulis Axelsen dalam kicuannya di X.
"Saya menghadapi cedera pada kaki kiri yang menyebabkan banyak masalah dan telah disarankan untuk melakukan penanganan dengan segera agar terhindar dari masalah di masa mendatang."
Axelsen melanjutkan bahwa dia sedih karena harus mengundurkan diri.
Pemain asal Odense tersebut merupakan tunggal putra tersukses di turnamen Finals dengan 3 gelar juara dari era World Tour dan dua gelar dari era Superseries.
"Setelah memenanginya 5 kali dan menjadi salah satu turnamen favorit dalam tur membuatnya menjadi pil pahit yang harus saya telan," sambung Axelsen.
"Namun, prioritas pertama saya adalah kembali bugar 100 persen sebelum bertanding. Terima kasih banyak atas dukungan kalian semua. Ini sangat berarti bagi saya."
Axelsen tidak sepenuhnya terbebas dari masalah karena mundur dari BWF World Tour Finals.
Denda membayanginya karena status Top Committed Player alias Pemain dengan Komitmen Tinggi yang melekat padanya.
Top Committed Player melekat kepada para pemain di ranking 15 besar dunia untuk tunggal dan 10 besar dunia untuk ganda pada pekan ke-3 November dan/atau pekan pertama Juli.
Selain dua event Super 500, para pemain ini diwajibkan tampil di tiga level teratas BWF World Tour yaitu Super 750, Super 1000, dan World Tour Finals apabila lolos.
Apabila absen dan tidak dapat menunjukkan dokumen medis yang menerangkan kasus cedera, pemain Top Committed Player akan menerima denda sebesar 500 dolar AS (7,9 juta rupiah).
Bukti dokumen medis ini yang diminta BWF dari Axelsen, setidaknya dalam tangkapan layar yang dibagikan oleh Axelsen.
Dalam email kepada Badminton Danmark selaku federasi nasional yang menaungi Axelsen, BWF memerlukan dokumen medis atau keterangan pendukung lainnya agar dia terbebas dari denda.
Alih-alih menurut, Axelsen justru menantang BWF agar memberinya denda.
"Saya telah mencoba beberapa kali untuk mengirim dokumen-dokumen pendukung ketika saya sakit dan cedera dan selalu saja saya tetap mendapatkan dendanya."
"Membaca kasus Beiwen Zhang hanya memperkuat opini saya bahwa BWF mengatakan secara terbuka peduli terhadap kesejahteraan pemain, tapi pada akhirnya, apakah itu benar?"
"Silahkan saja dan kirim kepada saya dendanya," demikian jawaban dari sosok yang memang dikenal vokal tersebut.
Aturan Top Committed Player memang bisa memberatkan, termasuk dalam aspek finansial bagi pemain yang menanggung sendiri akomodasi mereka.
BWF hanya menanggung akomodasi perjalanan dan penginapan pemain untuk BWF World Tour Finals saja, itu pun kelas ekonomi untuk penerbangannya.
Beiwen Zhang adalah salah satu pemain yang keberatan dengan tuntutan minimal tampil 12 kali dalam setahun sebagai Top Committed Player.
Memperkuat negara di mana bulu tangkis bukan kompetisi olahraga populer, tunggal putri AS itu harus menanggung biaya perjalanannya sendiri dan pelatihnya.
Dia makin merasa tertekan karena kesulitan mencari partner untuk sparing, bahkan dari peserta lainnya ketika mengikuti sebuah turnamen.
Alhasil, Zhang justru berharap peringkat dunianya turun.
Apes, status Top Committed Player tetap melekat padanya hingga akhir tahun depan karena cuma turun ke peringkat ke-15 dunia pada pekan ketiga November.
Ini bukan pertama kalinya Axelsen mengkritik BWF secara terang-terangan.
Tahun lalu, Axelsen mencibir keterlambatan pembayaran hadiah uang dari turnamen sebagai balasan terhadap tuntutan denda karena absen dari Singapore Open (Super 750).
Saat aturan Top Committed Player dikenalkan jelang dimulainya era World Tour pada 2018, sosok yang akrab disapa Viggo juga mengkritik jumlah turnamen wajib yang dirasa terlalu banyak.
Baca Juga: Viktor Axelsen Masih Melawan, Raja Bulu Tangkis Cibir Komitmen BWF Mensejahterakan Atlet
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BWFBadminton.com, X.com |
Komentar