Medali perak pada edisi 2007 menjadi pencapaian terbaik Hendra bersama tim beregu campuran Indonesia.
Prestasi tertinggi berupa medali emas Olimpiade diraih Hendra bersama almarhum Markis Kido pada edisi Beijing 2008.
Sedangkan bareng Mohammad Ahsan, Hendra dikenal dengan hattrick Kejuaraan Dunia dan duet ikonik dengan julukan The Daddies.
Salah satu kualitas yang dipuji dari Hendra adalah konsistensinya.
Bagaimana tidak? Hendra selalu berhasil mencapai final turnamen, minimal sekali dalam setahun sejak 2022 hingga 2024. Itu 22 tahun secara berturut-turut.
Bahkan pada 2023 Hendra masih berhasil lolos ke final All England yang merupakan turnamen terbuka paling bergengsi di bulu tangkis.
Ahsan/Hendra ke final dengan mengalahkan pasangan nomor satu saat ini, Liang Wei Keng/Wang Chang (China), yang usianya 16 tahun lebih muda, dengan skor ketat 29-27 di rubber game.
Australian Open 2024 menjadi turnamen terakhir di mana Hendra tampil di babak final. Malang, The Daddies takluk dari pasangan kuat China lainnya, He Ji Ting/Ren Xiang Yu.
Meski begitu, Konsistensi tinggi membuat Hendra mendapatkan julukan Dewa. Titel legenda telah banyak diterimanya sebelum menggantung raketnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | instagram.com/hendrasansan |
Komentar