BOLASPORT.COM - Pembalap penguji Honda, Stefan Bradl, berbicara tentang kemajuan Honda untuk MotoGP 2025.
Bradl telah bekerja untuk Honda sebagai pembalap penguji selama bertahun-tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, pembalap Jerman itu mengalami banyak situasi dengan pembalap Jepang, tetapi dalam beberapa tahun terakhir semua orang tampaknya mencoba menyamai merek-merek Eropa.
Kini, Bradl juga akan mendapat dukungan dan bantuan dari dua pembalap penguji Honda lainnya: Aleix Espargaro dan Takaaki Nakagami.
Semua upaya ini ditujukan untuk membalikkan situasi buruk yang telah berlangsung selama lima tahun di dalam garasi.
Pada musim berikutnya, Honda Racing Corporation (HRC) akan memiliki hingga enam calon pembalap wildcard untuk mencoba menemukan jawaban ke aarah kemajuan.
Bradl dan Nakagami akan menguji material baru di Sepang pada 18 dan 19 Desember. Espargaro tidak akan hadir dalam uji coba ini.
"Aleix tidak akan hadir, tetapi ia baru saja menyelesaikan uji coba musim dingin pertama di Barcelona bersama para pebalap," kata Bradl dilansir dari MotoSan.
"Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan teknis karena kompetisi telah memperkenalkan beberapa inovasi."
"Namun, juga benar bahwa para pesaing sedang mengeksplorasi regulasi teknis dengan cara yang jauh lebih ketat dan agresif. Pabrik-pabrik lain semakin mendekati batas dengan bagian bawah bodi, sayap, mesin, dan sasis."
"Jadi, ini bukan hanya masalah dengan Honda yang perlu dipecahkan, tetapi ini ada hubungannya dengan keseluruhan paket yang membuat kami kehilangan begitu banyak waktu dan performanya sangat lemah."
Pembalap yang memiliki kesempatan untuk membalap untuk beberapa pabrikan telah mengonfirmasi bahwa Honda memiliki cara kerja yang jauh lebih konservatif daripada merek-merek Eropa lainnya.
Contoh paling jelas dan terkini adalah Marc Marquez.
"Ducati adalah contoh terbaik, Mereka berfokus pada semua aspek teknis hingga 100 persen. Honda terlalu sopan dalam hal ini," ujar Bradl.
Baca Juga: Jejak Terakhir Valentino Rossi di Baju Tim Monster Energy Yamaha Dihapus Tahun Depan
Hal lain yang juga membuat Honda bermasalah adalah fakta bahwa Yamaha meskipun juga merupakan pabrik Jepang, tampaknya menemukan jawaban lebih cepat daripada mereka.
"Ya, itu benar. Fakta bahwa produsen sepeda motor terbesar di dunia telah mengalami krisis yang begitu dalam selama bertahun-tahun sungguh menyadarkan," tutur Bradl.
"Dan faktanya, tidak ada satu pun pembalap terhebat sepanjang masa yang mampu menghilangkan kekurangan ini."
"Bersama Ducati, pada 2024 kita telah melihat bahwa performa Marc tetap solid dan ia masih dapat mengimbangi para pembalap muda. Ini adalah semacam spiral negatif."
Honda akan mempekerjakan orang Eropa sebagai direktur teknis untuk pertama kalinya.
"Saya hanya dapat mengulangi apa yang telah saya katakan beberapa kali di perusahaan sebesar Honda, butuh waktu untuk membuat keputusan tertentu," aku Bradl.
"Itulah sebabnya butuh waktu bagi proyek seperti ini untuk kembali ke jalurnya."
"Namun harus dikatakan bahwa dengan penunjukan mantan Direktur Teknis Aprilia, Romano Albesiano akan menjadi orang Eropa pertama yang menduduki posisi ini di HRC."
"Saya mengenal Romano dengan sangat baik karena ia menghabiskan 1,5 tahun di Aprilia pada 2015 dan 2016 sebagai rekan setim Alvaro Bautista."
"Ia sekarang datang langsung dari pabrikan lain dan tentu akan membawa serta ide-ide baru. Itu sudah cukup jelas. Masih harus dilihat seberapa cepat ide-ide ini akan diimplementasikan."
"Penunjukan Romano tentu merupakan langkah besar karena Honda tidak pernah mempercayakan posisi setinggi itu di bidang teknis kepada orang Eropa."
Baca Juga: Ini Rahasia Astra Honda Racing Team Bisa 6 Kali Juara Beruntun di AARC
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar