BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, pada akhirnya tak mampu membalaskan kekalahan dari Aya Ohori.
Gregoria Mariska Tunjung kalah berturut-turut dalam tiga pertemuan terakhir sampai tunggal putri Jepang itu memutuskan untuk gantung raket setelah BWF World Tour Finals 2024.
Awalnya, Ohori menjadi penentu kegagalan tim bulu tangkis Indonesia untuk meraih satu pun medali pada Asian Games 2022 Hangzhou.
Sebab, Ohori menghadapi Gregoria yang merupakan harapan terakhir Indonesia setelah wakil lainnya tumbang di perempat final.
Kelolosan Gregoria ke semifinal setidaknya akan memastikan Indonesia meraih satu medali pada Asian Games, terlepas dari apapun warnanya.
Namun, Gregoria yang lebih diunggulkan justru tumbang dalam dua gim langsung dengan skor 10-21, 19-21 dari Ohori.
Kedua pemain masih bertemu lagi pada dua turnamen, tepatnya pada French Open 2024 dan terakhir BWF World Tour Finals 2024.
Akan tetapi, Gregoria lagi-lagi harus takluk dengan tidak mampu memenangi satu gim pun di hadapan Ohori.
Baca Juga: Kembalikan Warisan Musuh Bebuyutan Marcus/Kevin, Astrup/Rasmussen Pijak Ranking Satu Dunia
Di French Open, dia kalah dengan skor 17-21, 16-21. Kemudian Jorji kalah lagi pada pertandingan babak fase grup BWF World Tour Finals dengan skor 15-21, 13-21.
Awalnya selalu menang lalu berbalik selalu kalah, Gregoria tertinggal dengan 2 kemenangan dan 3 kekalahan dalam rekor pertemuan dengan Ohori.
Tidak ada kesempatan lagi untuk revans bagi Gregoria.
Sebab, Ohori telah memutuskan untuk menutup karier profesionalnya pada akhir tahun ini. BWF World Tour Finals 2024 resmi menjadi turnamen internasional pertamanya.
Di BWF World Tour Finals 2024 Ohori lolos dari fase grup dengan selalu menang. Malang, kiprahnya terhenti di semifinal.
Saat tersisa satu langkah lagi untuk mencapai final, Ohori tumbang dari tunggal putri China, Han Yue, dengan skor 17-21, 13-21.
Meski begitu, tidak ada penyesalan yang dirasakan Ohori.
"Saya merasa sangat segar sekarang, saya merasa telah melakukannya sampai akhir, itu adalah perasaan yang menyegarkan," ujar Ohori, dilansir dari Badminton Spirit.
"Saya pikir saya telah mempersiapkan diri dengan baik dan mengarahkan fokus saya ke turnamen Finals, tetapi sejujurnya, saya tidak mengira bisa tampil sebaik pekan ini."
"Saya sama sekali tidak membayangkan tiga kemenangan di fase grup, jadi ada beberapa kejutan bagi saya,"
"Namun, saya pikir stabilitas mental yang saya miliki membuahkan hasil," ujar Ohori.
Atlet berusia 28 tahun itu mensyukuri pencapaian empat besar di turnamen akhir musim yang hanya diikuti delapan kontestan di setiap sektor.
Untuk lolos ke BWF World Tour Finals, pemain mesti merangkai hasil apik di berbagai turnamen World Tour.
Jalan pintas hanya berlaku bagi juara ajang individu mayor yakni Kejuaraan Dunia dan Olimpiade, tergantung tahun ketika World Tour Finals digelar.
Ohori sendiri meraih dua gelar juara Thailand Masters (Super 300) dan Australian Open (Super 500) pada tahun terakhirnya sebagai pebulu tangkis profesional.
Menariknya, baru tahun ini pemenang tiga medali Kejuaraan Dunia Junior itu dapat merengkuh gelar juara di BWF World Tour.
Tahun ini juga menandai penampilan perdana Ohori di Olimpiade di mana dia mencapai babak delapan besar di Paris 2024.
Ohori takluk di hadapan jawara Spanyol, Carolina Marin, yang kemudian hampir lolos ke laga puncak dengan meyakinkan tetapi mengalami cedera parah di laga semifinal.
"Sejujurnya, saya sangat senang dengan cara kami mengakhiri turnamen, dan saya pikir hasil itu datang dari perasaan bahwa ini adalah penampilan terakhir," ucap Ohori.
"Saya sedikit terkejut dengan hasilnya, tetapi saya juga senang bahwa kami dapat membuktikan bahwa kami dapat melangkah sejauh ini."
Ohori menikmati momen terakhirnya di atas lapangan.
"Pada akhirnya, saya bisa bertahan di lapangan utama, atau lebih tepatnya hanya ada satu lapangan di venue, dan saya memiliki begitu banyak fan yang melihat saya."
"Orang tua saya juga menonton saya hingga akhir, jadi saya pikir saya benar-benar merasa bahwa kehidupan bulu tangkis saya tidak bisa lebih baik dari ini," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar