"Di set kedua, kamk kalah 23-25 dan ada bagian di mana kami tidak bisa memahami keputusan wasit," kata Abbodanza.
"Dalam suatu set saat tim anda tertinggal satu atau dua poin, hal seperti itu sangat berdampak besar."
"Para pemain kami sempat bermain baik setelah momen itu, tapi pada akhirnya gagal memenangi set tersebut," tambahnya.
Pelatih berkepala pelontos itu melakukan protes yang cukup lama.
Bahkan imbasnya dia diganjar kartu kuning oleh wasit karena terus menyela penjelasan asisten wasit dan tidak terima poin jatuh pada Red Sparks hingga mereka tertinggal 14-17.
Di saat bersamaan, asisten pelatihnya juga tak bisa mengontrol emosi saat kedapatan memprovokasi pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin hingga semlat ditarik salah satu ofisial Pink Spiders sendiri.
Beruntung tak ada tanggapan dari Ko Hee-jin yang fokus pada laga.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka memanggul Lee Go-eun di saat itu, menganggapnya fault," ujar Abbodanza.
"Bola ada di lapangan kami dan setter sedang melompat untuk mengumpannya. Tapi kemudian peluit dibunyikan saat setter sedang berlari sehingga penyerang kami tidak bisa melakukan serangan."
"Pada saat seperti itu, itu membuat tim bingung, melihat posisi penyerang juga sulit jadinya."
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Osen.co.kr |
Komentar