BOLASPORT.COM - Marc Marquez tidak sabar dengan petualangan baru yang akan dijalaninya pada MotoGP 2025. Tekanan karena berada di tim yang dituntut juara tak membuatnya gentar.
Marc Marquez dan Juara Dunia sebenarnya adalah dua hal yang bisa disebut bersamaan.
Siapa yang bisa meragukan bakat si Semut dari Cervera karena raihan delapan gelar juara yang dimilikinya dari seluruh kelas balap.
Sebagai informasi, cuma ada empat manusia yang bisa menjadi juara dunia di tiga kelas berbeda dan salah satunya adalah Marquez.
Performa dominan tidak selamanya menghadirkan pujian.
Keraguan bisa datang pada saat yang sama karena kuda besi yang dianggap lebih berpengaruh daripada penunggangnya.
Marquez mengalaminya taktala periode emasnya bersama Honda yang diwarnai raihan 6 gelar juara dunia dan rekor 10 kemenangan beruntun pada awal musim.
"Semua orang dulu berkata bahwa saya memiliki motor yang terbaik," kata Marquez saat menjadi bintang tamu di acara Sport & Talk aus dem Hangar 7, dilansir dari Speedweek.com.
"Saya selalu bilang kalau seseorang ingin mengendarai motor Honda, mereka bisa melakukannya kalau mau."
Baca Juga: Bukan Kacang Lupa Kulit dan Ingat Balas Budi, Marc Marquez Tak Akan Gabung Sponsor Valentino Rossi
Bersama Honda, Marquez sebenarnya telah merasakan surga dan neraka.
Neraka dialaminya ketika terjebak dalam cedera parah dan krisis performa yang menerpa Honda RC213V hingga menjadi penghuni baris belakang.
Sisa-sisa kejayaan ditunjukkan Marquez dengan menjadi satu-satunya pembalap Honda yang mampu bersaing di depan secara konsisten meski dengan berbagai cara.
Setelah Dani Pedrosa pensiun pada 2018, tidak ada rekan setim yang benar-benar dapat mengimbangi performa Marquez di tim pabrikan sayap emas.
Musim lalu pun Marquez sejatinya membuktikan bahwa dia menjadi juara dunia berulang-ulang karena karena kebetulan.
Cuma dibekali motor lama Ducati dan bukan versi akhir musim, Marquez masih bisa meramaikan persaingan untuk posisi tiga besar saat rival semotor sulit keluar dari posisi medioker.
Tiga kemenangan yang puncaknya adalah comeback dari blunder konyol di GP Australia menjadi bukti Bayi Alien yang sudah kepala tiga itu masih berbahaya.
Ducati pun berhasil diyakinkan hingga rela menyia-nyiakan proyek pembalap muda mereka untuk sosok veteran yang bangkit dari kuburnya.
"Saya bergabung dengan tim juara dunia. Saya telah merasakan tekanannya, tetapi saya menginginkannya!" ucap Marquez tentang musim depan.
"Saya bilang saya harus meninggalkan zona nyaman di Honda. Sekarang saya mendapatkan kesempatannya dan saya mengambilnya."
"Tahun depan saya harus mengambil pendekatan yang berbeda."
"Di Honda, tentunya, saya adalah pembalap nomor satu dan para pembalap baru selalu datang dan berusaha untuk bersaing dengan saya."
"Sekarang saya bergabung dengan tim yang baru. Pecco telah memenangkan banyak hal di sana dalam beberapa tahun terakhir."
Marquez akan menjadi rekan setim Francesco "Pecco" Bagnaia yang telah menjadi ujung tombak skuad Borgo Panigale dalam tiga musim terakhir.
Bagnaia menghadirkan kesuksesan di tim Ducati berupa gelar juara pada 2022 dan 2023 lalu 11 kemenangan yang sayangnya cuma cukup untuk menjadi runner-up pada 2024.
Marquez lebih fokus dengan ambisinya sendiri. Bergabung bersama tim paling dominan di MotoGP dalam beberapa musim terakhir, target kemenangan mau tak mau akan mengiringi.
"Saya akan berusaha untuk belajar dari Pecco, tetapi tentunya saya juga ingin menang. Kami berada di atas motor yang sama," ucap Marquez.
"Saya merasa sangat bagus secara fisik. Dua tahun sebelumnya telah menjadi periode tersulit dalam karier saya. Saya tidak sabar untuk awal musim depan."
"Kalau saya tidak menang, Pecco lah yang harus menang. Kalau dia tidak menang, saya harus berusaha untuk menang," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar