Dia merasa menjadi tunggal putra nomor satu dunia yang lemah karena status itu belum teruji menyusul absennya banyak pemain hebat.
"Saya adalah pemain nomor satu dunia yang lemah," kata Shi, dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF.
"Saya masih berpikir demikian, beberapa pemain yang fantastis tidak berada di sini, setiap pertandingan berbeda," imbuhnya.
Bisa menjadi juara di BWF World Tour Finals 2024 tentu menjadi kebanggaan bagi Shi terlebih dia melakukannya di kandang sendiri.
Laga final melawan Antonsen disebut-sebut sebagai laga yang meninggalkan kesan karena hadirnya permainan level tinggi.
"Ini adalah salah satu event terpenting tahun ini karena menampilkan delapan pemain terbaik musim ini," kata Shi menjelaskan.
"Laga final merupakan laga dengan level tinggi, untuk memenangkannya, saya merasa sangat bangga."
"Selain itu, gelar kedua saya, saya sangat puas dengan penampilan saya," tuturnya menambahkan.
Sementara itu, Antonsen yang tumbang di laga puncak tak sungkan mengakui kemampuan Shi dalam mendapatkan gelar itu.
"Pujian untuk Shi Yu Qi, saya tidak bisa menampilkan performa terbaik tapi banyak hal yang terjadi karena dia," kata Antonsen.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BWFBadminton.com |