BOLASPORT.COM - Pergantian di tim kepelatihan tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara tetangga yaitu Malaysia juga mendadak mengosongkan posisi pelatih di sektor andalan.
Tidak ada angin, tidak ada hujan, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mengumumkan perpisahan dengan pelatih ganda putra mereka yaitu Tan Bin Shen.
Tan Bin Shen akan melepaskan jabatannya setelah menjalankan tugas terakhirnya di Malaysia Open 2025 pada 7-12 Januari mendatang.
Mantan pebulu tangkis dari era Markis Kido dan Hendra Setiawan itu telah bertugas sebagai juru latih ganda putra di BAM sejak 2020.
Setelah menjadi asisten bagi pelatih asal Indonesia yakni Flandy Limpele lalu Rexy Mainaky, Tan dipercaya untuk mengepalai sektor ganda putra.
Bersama Flandy, Tan ikut mengantarkan pasangan utama, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, merebut medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Sementara bareng Rexy, Tan menjadi saksi sejarah yang diciptakan Chia/Soh sebagai Juara Dunia yang pertama dari Negeri Jiran pada 2022.
Saat dipercaya mengepelai sektor andalan Malaysia itu, Tan membawa Chia/Soh kembali merebut medali perunggu saat Olimpiade Paris 2024.
"Asosasi menyatakan rasa terima kasih yang mendalam kepada Bin Shen untuk dedikasi dan kontribusinya kepada bulu tangkis Malaysia," tulis BAM dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: Daftar Susunan Pelatih Tim Bulu Tangkis Indonesia pada Tahun 2025, Partner Greysia Polii Termasuk
Keluarnya Shen terjadi setelah hadirnya rumor bahwa pelatih kawakan Indonesia, Herry Iman Pierngadi, menjadi sosok yang diharapkan jasanya untuk ganda putra Malaysia.
Media-media Malaysia ikut mengamati keluarnya sosok berjuluk Coach Naga Api itu dari tim kepelatihan Pelatnas PBSI untuk 2025.
The New Straits Times (NST) mengabarkan bahwa kepergian Tan Bin Shen ada hubungannya dengan rencana BAM untuk merekrut Herry IP.
"Kepergiannya kemungkinan besar akan membuka jalan bagi legenda kepelatihan Indonesia, Herry Iman Pierngadi, untuk mengambil alih kepelatihan ganda putra nasional."
"Herry, yang telah menghasilkan banyak atlet Olimpiade dan juara dunia dari Indonesia, telah meninggalkan pelatnas," tulis NST.com.my.
Menurut informasi yang didapat tim BolaSport.com, Herry IP ikut mendaftar seleksi pelatih teknik Pelatnas PBSI tetapi tidak lolos dalam penyaringan.
Herry IP telah berada di Pelatnas Cipayung sejak 1993 sebagai pelatih tim pratama alias pemain muda dan kemudian menjadi pelatih tim senior.
Keberhasilan Tony Gunawan/Candra Wijaya merebut medali emas Olimpiade Sydney 2000 menjadi salah satu sumbangsih terbesarnya.
Sempat hiatus pada 2007 hingga 2011, pelatih asal Pangkal Pinang itu kembali menelurkan sosok-sosok jawara hingga Indonesia mampu mendominasi ganda putra.
Tiga pasangan nomor satu dunia diorbitkannya yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Herry IP juga pernah mengaku menjalin komunikasi dengan Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA) melalui sang presiden, Zhang Jun, tetapi memilih untuk bertahan di Cipayung.
"Mungkin kalau sudah tidak ada kontrak, memungkinkan saja (untuk bergabung)," kata Herry kepada awak media setelah digeser ke tim ganda campuran pada September tahun lalu.
"Jawabnya begitu saja."
"Sampai sudah bertemu dua kali (dengan CBA), tetapi saya tetap akhirnya pilih Merah Putih dong walaupun tawarannya menggiurkan. Tetapi, buat saya semua tidak berpatokan di materi."
Apabila Herry IP jadi bergabung, akan ada empat pelatih asal Indonesia di Pelatnasnya Malaysia.
Saat ini sudah ada Rexy Mainaky sebagai kepala tim kepelatihan, Nova Widianto selaku kepala pelatih ganda campuran, lalu Jeffer Rosobin sebagai pelatih tunggal putri.
Baca Juga: Gerak Cepat Negara Tetangga, Media Malaysia Harap BAM Manfaatkan Hengkangnya Herry IP dari PBSI
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar