Tak cuma gagal ke final, Marin tak mendapat medali karena harus melewatkan laga perebutan medali perunggu melawan wakil Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.
Badai cedera yang terjadi berulang-ulang tentu bukan situasi yang mudah.
Apalagi, cedera lutut khususnya ACL membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali turun bertanding.
Pada tahun 2021, Marin bahkan membutuhkan waktu sampai 10 bulan untuk kembali ke turnamen pertamanya.
Dengan usia yang melewati kepala tiga, pemain berusia 31 tahun itu punya alasan untuk gantung raket sekaligus mengakhiri penderitaannya.
Meski begitu, Marin tidak ingin pensiun karena menyerah dengan cedera.
Marin memiliki target tinggi pada Kejuaraan Eropa yang akan digelar di negaranya pada tahun 2026.
“Ketika saya mengalami cedera lutut untuk ketiga kalinya, saya yakin akan pensiun," kata Marin, dilansir BolaSport.com dari BWFBadminton.
"Namun setelah banyak merenung, saya menyadari bahwa akan sangat mengecewakan jika saya dipaksa pensiun karena cedera."
“Saya tidak ingin menjadikannya (Kejuaraan Eropa) sebagai obsesi, tetapi itu adalah target besar yang ada di depan mata."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar