BOLASPORT.COM - Mantan tunggal putri nomor satu dunia, Carolina Marin, tetap memiliki keyakinan untuk kembali bermain bulu tangkis.
Carolina Marin enggan untuk memutuskan akan gantung raket setelah kembali mengalami cedera serius pada Olimpiade Paris 2024.
Atlet asal Spanyol itu mengalami cedera lutut yang menyakitkan pada pertandingan babak semifinal.
Bagaimana tidak? Marin sudah mengalami cedera yang serupa yakni ACL untuk ketiga kalinya dan lagi-lagi dengan cara yang menyakitkan.
Sebelumnya, pemenang 3 medali emas Kejuaraan Dunia dan 1 emas Olimpiade tersebut mengalami cedera lutut pada tahun 2019 dan 2021.
Pada 2019 lutut kiri mengkhianati Marini ketika sedang mendominasi laga final Indonesia Masters dengan keunggulan telak 10-3 atas Saina Nehwal (India).
Dua tahun berselang giliran lutut kanan yang bermasalah dan itu terjadi ketika Marin berada dalam tren juara menuju misi mempertahankan emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Ketika akhirnya kembali ke Olimpiade pada Paris 2024, Marin mendapat cobaan lebih berat karena mengalami cedera lutut lagi saat sudah hampir lolos ke final.
Baca Juga: Para Penerus Jonatan-Ginting Siap-Siap, Chen Long Turun Gunung untuk Latih Tim Junior China
Marin cedera ketika sudah memenangi gim pertama dan unggul telak 10-5 atas wakil China, He Bing Jiao, di babak semifinal.
Tak cuma gagal ke final, Marin tak mendapat medali karena harus melewatkan laga perebutan medali perunggu melawan wakil Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.
Badai cedera yang terjadi berulang-ulang tentu bukan situasi yang mudah.
Apalagi, cedera lutut khususnya ACL membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali turun bertanding.
Pada tahun 2021, Marin bahkan membutuhkan waktu sampai 10 bulan untuk kembali ke turnamen pertamanya.
Dengan usia yang melewati kepala tiga, pemain berusia 31 tahun itu punya alasan untuk gantung raket sekaligus mengakhiri penderitaannya.
Meski begitu, Marin tidak ingin pensiun karena menyerah dengan cedera.
Marin memiliki target tinggi pada Kejuaraan Eropa yang akan digelar di negaranya pada tahun 2026.
“Ketika saya mengalami cedera lutut untuk ketiga kalinya, saya yakin akan pensiun," kata Marin, dilansir BolaSport.com dari BWFBadminton.
"Namun setelah banyak merenung, saya menyadari bahwa akan sangat mengecewakan jika saya dipaksa pensiun karena cedera."
“Saya tidak ingin menjadikannya (Kejuaraan Eropa) sebagai obsesi, tetapi itu adalah target besar yang ada di depan mata."
"Saya akan sangat bersemangat untuk berlaga di sana, di rumah saya sendiri dan dengan semua teman-teman saya."
Di Kejuaraan Eropa, Marin tak terhentikan dalam selalu keluar sebagai kampun dalam tujuh penampilan beruntun pada 2014 hingga 2024.
Kejayaan di kandang sejatinya sudah dirasakannya pada edisi 2022 di Madrid.
Sebelum kembali meraih kemenangan di atas lapangan, Marin fokus untuk menjaga kebugaran dan fisiknya.
“Tidak perlu terburu-buru, tetapi ini merupakan sebuah rehabilitasi tiada akhir," kata Marin menambahkan.
"Sangat penting untuk membangun otot-otot terlebih dahulu."
“Saya berjuang selangkah demi selangkah, saya ingin sekali pensiun di lapangan, tetapi saya tidak ingin terburu-buru," ujarnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar