Tak hanya memulihkan pemain utama yang cedera, Abbondanza juga tidak bisa meningkatkan level permainan amunisi pelapisnya di masa sulit ini.
Dia pun sampai menyebut dirinya sendiri sebagai orang paling bodoh karena tidak bisa melakukannya.
"Saya adalah pelatih Italia yang bodoh, tapi saya menyoroti sistem ini dari awal musim," kata Abbondanza.
"Alasan kami tidak berbicara tentang masalah itu lagi karena kami tidak ingin berubah."
"Saya setuju dengan pemikiran dari pelatih lainnya, ini tidak logis untuk bermain enam putaran."
"Setidaknya empat putaran harus dimainkan untuk memberikan waktu bagi pemain yang cedera untuk pulih atau berkembang," imbuhnya.
Baca Juga: Liga Voli Korea - Sebuah Rekor Menanti Megawati dan Red Sparks Sebelum Tutup Tahun 2024
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | thespike.co.kr |
Komentar