BOLASPORT.COM - Rivalitas Jorge Martin vs Francesco Bagnaia tak sepenuhnya diwarnai intrik dan persaingan panas, karena dia dsn murid Valentino Rossi itu justru sudah berteman sejak masih di level Moto3.
Sudah dua musim terakhir di MotoGP, nama Martin dan Baganaia seolah sudah membentuk era baru tersendiri.
Duel mereka selalu menarik untuk dinantikan.
Persaingan panas di atas sirkuit pun tak jarang terjadi.
Momen-momen salip-salipan sengit hingga adu lean angle paling datar juga sering terlihat antara mereka.
Setelah kemenangan Martin sebagai Juara Dunia MotoGP 2024, adu gengsi kedua pembalap itu main berlevel tinggi.
Baca Juga: Marc Marquez Ikut Terseret Saat Francesco Bagnaia Membuat Sebuah Klaim Usai Gagal Juarai MotoGP 2024
Musim depan pun menjadi musim yang sangat ditunggu untuk melihat seperti apa persaingan Bagnaia dengan Martin yang berstatus juara dunia bertahan.
Martin sendiri juga tak menyangka bisa mengalami persaingan dengan Bagnaia di level tertinggi kasta balapan roda dua itu.
Apalagi, mereka juga sudah saling kenal sejak lama.
Bahkan Martin dan Bagnaia adalah mantan rekan satu kamar pada 2015-2016, sebelum masuk kelas Moto2 dan MotoGP.
"Apa yang saya dan Pecco alami, tidur di kamar yang sama selama dua tahun, dan kemudian kami bertarung untuk gelar juara dunia di MotoGP, itu sesuatu yang sangat langka," ungkap Jorge Martin dikutip Bolasport dari Paddock-GP.
Martin pun mengenang masa-masa awal perjuangan dia di Moto3.
Saat itu, karena menjadi roommate, otomatis dia dan Bagnaia juga bersahabat baik dan membangun ikatan pertemanan.
Tapi sekarang, memasuki usia dewasa dan tampil di kelas para raja, Martin tak menyangka harus menghadapi mantan teman sekamarnya sendiri.
"Kalau sekarang, pembalap Moto3 tidak lagi tidur di kamar yang sama seperti kami," jelas Martin.
"Sekarang setiap orang memiliki kamar sendiri, ini mengurangi kemungkinan terciptanya ikatan yang kuat."
Meski begitu, hal yang lebih tidak disangka lagi bagi Martin adalah rivalitas dia dengan Bagnaia sejauh ini selalu berlangsung dengan baik.
Tidak ada tensi tinggi yang melampaui batas. Semua masih dalam kendali. Ditambah lagi, tipikal Bagnaia yang memang kalem dan selalu legawa sekalipun musuh terdekatnya yang jadi pemenang.
"Anda melihat pembalap yang sangat bagus, tetapi sering kali salah satu dari mereka lebih menonjol daripada yang lain."
"Yang satu berhasil, sementara yang lain tidak," papar pembalap asal Spanyol itu.
"Tapi ini, ada dua pembalap yang tumbuh bersama akhirnya bertarung di puncak level olahraga ini, sangat jarang terjadi."
"Saya pikir itu adalah sesuatu yang mungkin tidak akan pernah kita lihat lagi," tandasnya
Baca Juga: Fabio Quartararo Tegaskan Bakal Cegah Mentalitas Kuno Yamaha Agar Tak Muncul Lagi
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar