Baca Juga: Tahun Baru 2025, MotoGP Tak Lagi Sama dengan 5 Perubahan yang Dulu Tidak Terbayangkan
"Masih jauh. Mungkin mustahil untuk mencapai level Ducati, tetapi targetnya adalah mengalahkan semua pabrikan saat ini dan kemudian kami akan mencoba berpikir untuk mengalahkan Ducati.”
Baik Honda maupun Yamaha dapat menikmati kebebasan yang lebih besar dalam hal pengujian dan pengembangan motor berkat sistem konsesi baru yang diperkenalkan oleh MotoGP.
Namun, rekan setim Marini, Joan Mir, sebelumnya menyatakan bahwa Honda tidak memperoleh apa pun dalam jangka pendek dari konsesi ini dan dampaknya tidak akan terlihat hingga tahun 2025.
Sementara itu, Fabio Quartararo dari Yamaha merasa bahwa merek yang berbasis di Iwata tersebut dapat memanfaatkan sistem tersebut dengan baik, karena mereka sering membawa suku cadang baru ke M1.
Ketika diminta untuk membandingkan harapan Honda dan Yamaha pada 2024, Marini mengatakan timnya dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar selama musim ini, tetapi itu tidak cukup untuk memperkecil jarak dengan rival lokalnya.
"Kami selalu tertinggal satu langkah di belakang Yamaha karena mereka memulai dari titik yang jauh lebih tinggi dari kami," ujar Marini.
"Kami memperoleh banyak hal, kami memperkecil jarak, tetapi kami masih belum selevel dengan mereka."
"Mereka juga mengembangkan motor selama musim. Mereka tidak terhentikan dan terus bekerja keras selama musim, motor mereka telah meningkat seperti motor kami."
Baca Juga: Berpengalaman di 3 Pabrikan, Jack Miller Tak Akan Ikut Campur Urusan Yamaha yang Mau Ganti Mesin V4
"Kami membuat lebih banyak peningkatan daripada Yamaha, tetapi mereka memulai dari titik yang lebih baik daripada kami, terutama dengan Quartararo."
"Quartararo sangat mengenal Yamaha dan mampu membawa motor hingga batas maksimal."
"Ia sangat sempurna dalam gaya berkendaranya dan ia memiliki lebih banyak pengetahuan tentang motor dan karena alasan ini juga performanya lebih baik daripada kami di sebagian besar waktu."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | motosport.com |
Komentar