Jarvis sangat berharap, kesinambungan antara semua orang-orang berpengalaman itu akan membawa Yamaha bangkit dari jurang keterpurukan di MotoGP.
"Jika saya meninggalkan posisi saya tahun lalu (2023), pekerjaan itu bahkan tidak akan selesai," ujar Jarvis kepada MGP-PR yang baru pilih pensiun akhir tahun 2024.
"Namun tahun ini, kami mengambil keputusan besar."
"Kami meluncurkan proyek V4, mengintegrasikan tim Pramac dengan empat sepeda motor, dan merestrukturisasi organisasi internal kami," ucapnya.
Jarvis sadar bahwa upaya Yamaha untuk mengejar Ducati versi sekarang jelas masih sangat jauh.
Untuk itu, dia lebih membangun pola pikir untuk menemukan veris terbaik motor M1 mereka saat ini sebelum melangkah lebih maju setelah V4 selesai.
"Kami melihat kecepatan perkembangan dan performa mereka terlalu jauh untuk dikejar," kata pria asal Inggris itu.
"Selain Ducati, KTM dan Aprilia juga mengalami kemajuan pesat."
"Sementara itu, Honda mengalami stagnasi, meninggalkan kami sendirian dalam menghadapi pertumbuhan ini."
Jarvis percaya dengan keberanian Yamaha yang akhirnya terbuka mau pindah ke mesin V4 dan budaya kerja yang perlahan menerima metode Eropa.
"Saya pikir pondasinya kokoh dan pemulihan dapat terjadi (perlahan) pada tahun 2025 dan 2026," tuturnya.
Baca Juga: Pecco Bagnaia Terawang Calon Pengganggu Pengejaran Gelar MotoGP 2025, Fabio Quartararo Masuk Radar
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Paddock GP |
Komentar