Mereka adalah penghuni 6 besar dunia.
Terlebih Goh/Izzuddin yang ritmenya sedang naik sejak paruh kedua tahun lalu.
Mereka telah menjuarsi turnamen elite, Japan Open 2024 (Super 750), Arctic Open (Super 500), dan China Open 2024 (Super 1000).
"Goh/Izzuddin memenangi 3 gelar di China, Jepang, dan Eropa tahun lalu. Dan (seharusnya) tidak ada yang bisa menghentikan mereka kala bermain memaksimalkan faktor tuan rumah," kata Sidek.
"Setelah mengalahkan para ganda putra papan atas, Sze Fei/Izzuddin dapat mengukir sejarah dalam karier mereka sendiri," tandasnya.
"Sedangkan Chia/Soh adalah mantan juara dunia dan peraih dua medali perunggu Olimpiade. Mereka memiliki semua syarat untuk bisa merengkuh gelar Malaysia Open."
"Jika mereka semua bisa menang di turnamen luar negeri, saya tidak tahu alasan apa lagi yang membuat mereka tidak bisa juara di negeri sendiri," kata Sidek.
Soap tekanan dari penonton, Sidek menambahkan bahwa seharusnya itu bisa jadi motivasi. Karena mereka bermain di hadapan penggemar sendiri yang tentu ingin melihat permainan kelas dunia mereka.
"Dukungan para penggemar itu faktor krusial," kata Sidek.
"Dan para pemain kami harus menggunakan itu sebagai keuntungan mereka untuk meraih gelar juara Malaysia Open tahun ini," tegas mantan ganda putra nomor satu dunia sekaligus peraih perunggu Olimpiade 1992 itu.
Malaysia sendiri sudah cukup lama paceklik gelar juara Malaysia Open.
Terakhir kali juara di tahun 2018, itu pun dari nomor tunggal putra lewat Lee Chong Wei.
Adapun di nomor ganda putra, terakhir kali wakil tuan rumah mengecap gelar adalah pada edisi 2014 melalui Goh V Shem/Tan Wee Kiong.
Baca Juga: Malaysia Open 2025 - 5 Kontestan Indonesia Masuk Daftar Unggulan, Gregoria Disaingi Anak SMA
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar