Digadang-gadang menjadi pemain asing terbaik musim itu, Diouf malah gagal mencetak 1 pun poin pada set pertama kendati kebagian porsi sepertiga dari serangan tim.
Pemain dengan tinggi 2 meter itu akhirnya mencetak 16 poin di laga pertamanya tetapi dengan efektivitas yang rendah yaitu 26,41 persen.
Ditanya mengenai ekspektasi tinggi sebagai mesin pencetak poin, Diouf menyatakan lebih fokus dengan performa tim.
"Saya bermain voli seperti apa yang saya ketahui, target saya adalah bermain dengan bagus dan agar tim mencapai hasil terbaik," katanya kepada BolaSport.com.
"Apakah saya yang menjadi top skor atau rekan setim saya, keduanya bagus, yang penting adalah kami bisa menang."
Diouf mengaku belum memiliki banyak waktu untuk berlatih bersama para pemain Electric PLN.
Perbedaan gaya toss dua setter Electric PLN yaitu Dewi Intan Sari dan Magda Rasya Azzahra yang disebutnya, tampaknya menambah rumit.
"Akan tetapi, pertandingan tadi berjalan dengan baik," imbuh Diouf yang juga kesulitan karena permukaan lapangan keras di GOR Jatidiri.
Situasi sebaliknya dialami Devega. Chemistry yang terjalin dengan Dewi Intan karena bernaung di klub yang sama yaitu TNI AU telah membantunya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BolaSport.com, yna.co.kr |
Komentar