Di balik keberhasilan ini tentunya ada proses untuk meracik sebuah strategi yang tidak mudah bagi seorang Ko Hee-jin.
Pasalnya, pria berusia 44 tahun itu sempat disorot karena dia mau mendatangkan Bukilic saat sudah memiliki Megawati.
Sekadar informasi, pemain asal Serbia itu sejatinya merupakan pemain yang berposisi sama seperti Megawati yaitu sebagai opposite.
Gebrakan Ko tidak terhentikan setelah dia berani menggeser posisi Bukilic menjadi outside hitter dan meninggalkan Megatron tetap sebagai penyerang.
Skema ini mulai kelihatan berjalan manis di putaran ketiga, di mana Red Sparks mampu tampil garang dan mendulang kemenangan demi kemenangan.
Keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras Bukilic yang beradaptasi dengan posisi barunya sebagai outside hitter.
Pemain yang memiliki postur nyaris 2 meter tersebut mendapatkan banyak pujian karena mampu menjalankan tugas barunya ini dengan baik.
Menanggapi pujian yang datang kepada dirinya, Bukilic memilih merendah dan ingin selalu tampil apa adanya saat di lapangan.
Bagi Bukilic, dengan tampil apa adanya membuatnya bisa menunjukkan apa yang dibutuhkan tim agar strategi dari pelatih tetap berjalan optimal.
"Saya mencoba untuk tidak membuatnya terlalu sempurna," ucap Bukilic, dilansir dari laman MyDaily.co.kr.
"Karena jika terlalu berlebihan, itu malah menjadi bumerang, saya hanya berpikir untuk memberikannya kepada setter," imbuhnya.
Baca Juga: Liga Voli Korea - Megawati Merendah Usai Sabet Gelar MVP Kedua, Tujuan Red Sparks Paling Utama
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Naver.com |
Komentar