"Tidak terlalu banyak berubah. Dan memang polanya sama," tandasnya.
Di satu sisi, Dejan sangat menghargai kerja keras Gloria yang telah membimbingnya bisa masuk pelatnas.
Karena memang sedari awal, keputusan memasangkan Gloria dengan Dejan berangkat dari misi untuk mengantarkan pemain asal Garut, Jawa Barat tersebut bisa tembus pelatnas.
Hasilnya memang tak main-main. Dejan/Gloria meroket jadi salah satu pasangan yang cukup disegani lawan, meraih beberapa gelar hingga puncaknya bisa lolos ke BWF World Tour Finals 2024 lalu.
Bahkan peringkat mereka telah tembus ke 10 besar dunia.
"Memang kami sebelumnya tidak pernah berpikir bisa sampai di level sekarang. Karena awalnya kami dipasangkan karena Kak Gloria didegradasi dan mulai lagi di Djarum," jelas Dejan.
"Dan itu kami mulai dari nol, jadi tidak ada plan atau pikiran kita bisa di top level atau di top 10."
"Jadi awalnya cuma main aja, mengantarkan Dejan ke pelatnas. Itu rencana awal," lanjutnya.
Sekarang, dengan progresnya yang telah menjadi bagian pelatnas, Dejan tetap ingin berlatih maksimal dan meraih hasil lebih baik lagi serta memberi pembuktian.
"Di pelatnas dan di luar pelatnas itu sangat berbeda," kesannya.
"Di pelatnas itu, kan, semua ada. Fasilitas sudah semuanya ada dan tersedia."
"Di luar pelatnas, memang ada yang harus kami cari sendiri. (Melihat) perjuangan kami selama tiga tahun itu, kami sangat bersyukur," pungkasnya.
Bila sukses melewati adangan Wong/Liem pada babak pertama, pada babak 16 besar Dejan/Gloria yang berstatus unggulan lima itu akan bertemu lawan antara Hiroki Midorikawa/Natsu Saito (Jepang) atau Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia).
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Djarum Badminton |
Komentar