"Bagi saya, tekanan dari suporter merupakan bentuk kecintaan mereka terhadap kami," kata Imran dalam jumpa pers usai laga melawan Madura United.
"Hal itu membuat saya senang karena saya tipikal pelatih yang tidak mau dipuji."
"Hasil yang tidak kami inginkan. Di awal kami bermain dengan beberapa taktikal, tetapi begitulah, lagi-lagi kami kehilangan konsentrasi dan lawan memanfaatkannya.
Malut United sejatinya mendominasi laga dengan total 62 persen penguasaan bola berbanding 38 persen milik Madura United.
Alwi Slamat dkk. juga melepaskan 14 tembakan namun hanya dua yang tepat sasaran.
Imran menilai ketidakmampuan para pemain memaksimalkan peluang tersebut hanya karena faktor keberuntungan.
"Babak pertama memang tidak sesuai dengan yang kami inginkan. Kami bermain dengan berbagai formasi, tetapi sekali lagi kami tidak beruntung," tuturnya.
Juru taktik yang pernah membela Timnas Indonesia semasa aktif sebagai pemain itu berjanji akan memperbaiki kekurangan menyusul kekalahan dari Madura United.
"Saya tidak menyalahkan satu atau dua pemain karena itu tanggung jawab saya. Pemain sudah berjuang dan saya menghargainya," kata Imran.
Senada dengan sang pelatih, perwakilan pemain Malut United, Safrudin Tahar, juga menyebut kekalahan yang dialami timnya terjadi karena kurang beruntung.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Malut United FC |
Komentar