"Saya pikir kami (pelatih asing) harusnya diperlakukan sama. Saya sudah lelah karena musim ini masih terus berlanjut."
"Saya menghormati budaya Korea. Tapi saya orang Italia. Semua orang di dunia tahu bahwa orang Italia memiliki gerakan (bahasa) tubuh yang ekspresif."
"Tapi sebagian dari gerakan begitu malah kena sanksi," tandasnya.
Abbodanza tak memungkiri bahwa situasi Pink Spiders yang mendadak kehilangan sentuhan kemenangan mulai membuatnya terus kepikiran.
Mereka memimpin di puncak klasemen, tetapi performa di lapangan sekarang menukik tajam.
Jika tak segera diatasi, dia khawatir itu akan berdampak secara emosional ke keseluruhan tim.
"Saya ingin melakukan pekerjaan saya dengan kemampuan terbaik saya dan menyelesaikannya dengan baik," tegas dia.
"Sulit untuk menerima situasi di mana saya diperlakukan berbeda dan harus membuat keputusan berbeda. Saya bisa menerima menang dan kalah, tapi saya tidak tidak ingin mengambil risiko dari hal seperti ini."
"Ketika stres atau ketegangan ini menimpa saya, pada akhirnya hal itu berdampak pada semua orang (di tim)," tukasnya.
Namun, Abbodanza bukanlah pelatih amatir. Dia kini berusaha memikirkan jalan keluar. Termasuk jelang laga ketiga putaran keempat, di mana Pink Spiders akan bertandang ke markas Gwangju AI Pepper Savings Bank pada Jumat (16/1/2025).
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Sportschosun.com |
Komentar