Pemain berusia 25 tahun itu mengaku terkendala cuaca dan suhu arena pertandingan yang dingin sehingga dia kurang maksimal.
Pemasan yang sudah dia lakukan pun tidak cukup membantu untuk bisa menumbangkan Christophersen yang memang tampil solid di gim awal.
"Di gim awal saya cukup kesulitan untuk menyesuaikan keadaan karena cuaca cukup dingin di sini," ucap Gregoria.
"Pemanasan sudah ekstra tapi belum konsisten permainannya," imbuhnya, melalui siaran PBSI yang diterima BolaSport.com.
Dalam kesempatan yang sama, Gregoria merasa bersyukur karena menemukan cara untuk bisa bangkit dan merebut dua gim berikutnya.
Ketenangan menjadi kunci pemain peringkat kelima dunia tersebut untuk menguasai jalannya pertandingan dan tak membiarkan lawan berkembang.
"Bersyukur di gim kedua dan ketiga bisa lebih tenang dan menguasai permainan," kata Gregoria.
Gregoria juga mengutarakan kesannya pertama kali didampingi oleh Imam Tohari sebagai pelatihnya.
Dengan adanya wajah baru di pinggir lapangan, Gregoria termotivasi untuk tampil lebih garang lagi pada babak 16 besar.
"Hari ini pertama kali mas Imam (Tohari) berada di kursi pelatih mendampingi saya," ucap Gregoria.
"Kami merasa kami masih dalam penyesuaian tapi kurang lebih mas Imam mirip dengan kak Herli (Djaenudin), dengan pembawaan yang tenang."
"Babak 16 besar lusa saya ingin tampil lebih baik," tuturnya menambahkan.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar