Ketika ditikung, mental mereka seolah sudah kacau karena terlihat begitu tertekan dan tidak bisa mengatasinya.
"Lawan bermain sangat baik dan tangguh, kami dari awal tertekan dan tidak bisa keluar dari tekanan itu," aku Rinov seuai laga dalam rilis pers PBSI.
Rinov juga tidak mengelak bahwa chemistry dia dengan Lisa masih kurang.
Ada beberapa kebiasaan di lapangan yang belum dia hafal dengan partner barunya itu.
Kekurangan ini menyebabkan perputaran posisi di lapangan menjadi kurang mulus. Selain itu, mereka masih sering melakukan kesalahan sendiri yang sebetulnya penyakit lama.
"Kami masih harus meningkatkan kemistri di lapangan, kebiasaan satu sama lain harus lebih diingat. Tadi masih banyak salahnya," jelas Rinov.
Lisa pun tidak banyak berkomentar.
Dia menyayangkan momen ketika mereka terkejar dan tidak bisa berbuat banyak dalam inisiatif menyerang pada poin-poin krusial.
"Pelajaran buat kami untuk di poin akhir karena selalu bisa terkejar dan keadaannya berbalik," kata Lisa.
"Padahal secara permainan kami bisa mengimbangi bahkan sempat unggul," sesalnya.
Kalahnya Rinov/Lisa membuat harapan ganda campuran Indonesia tinggal bertumpu pada Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Dejan/Fadia, yang juga duet baru, telah berhasil melewati babak pertama dengan mengalahkan Mas Vestergaard/Christine Busch (Denmark) dengan skor 21-12, 21-16.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | PBSI |
Komentar