Mereka berhasil unggul sampai pertengahan gim.
Keunggulan mereka bahkan sangat nyaman, dari 12-9, 14-10, sampai 17-13.
Dalam kedudukan memimpin, semestinya momentum itu bisa dimanfaatkan Raymond/Patra dengan baik untuk mengunci gim pertama.
Tetapo apa yang terjadi selanjutnya justru membuat publik harus ikut merasakan ketegangan karena eror demi eror dilakukan pasangan Indonesia.
Kekuatan Raymond/Patra diredam lawan dengan cara lebih banyak menyilanhkan bola. Di saat bersamaan, kelemahan mereka terkspos di sisi backhand berkali-kali hingga berbalik tertinggal 17-19.
Saat ganda Thailand meraih angka beruntun, Raymond/Patra meminta pergantian shuttlecock tetapi Kedren menolak. Ini juga bisa dikategorikan permainan mental karena terjadi sampai 3 kali.
Gim pertama jatuh menjadi milik lawan Raymond/Patra kalah 18-21.
Pada gim kedua, alurnya seperti sudah bisa ditebak.
Tipikal pasangan ganda putra muda, Raymond/Patra sudah hilang fokus.
Mereka tertinggal langsung sangat jauh 3-8, seakan belum ikhlas dengan apa yang terjadi di poin krusial gim pertama.
Selain itu, stamina mereka juga sudah lebih terkuras karena berjuang dari babak kualifikasi lewat tiga gim.
Gim kedua benar-benar mimpi buruk bagi pasangan Indonesia, sampai mereka kalah telak 9-21.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com |