"Kami marah terhadap diri sendiri, tim lawan lebih kuat disbanding kami," kata Ibrahimovic seperti dikutip BolaSport.com dari Football Italia.
"Kami tidak marah terhadap wasit, ini kesalahan kami, tak boleh ada alasan dan keluhan."
“Saya pikir harus bercermin dan menyadari kesalahan untuk memperbaiki diri dan melangkah maju," ujar dia.
Lebih lanjut, Ibrahimovic mengkritik keputusan wasit untuk memberi kartu merah terhadap Theo.
“Ada kurangnya kedewasaan, tetapi wasitnya keras. Simulasi dalam pertandingan seperti ini setidaknya memberi peringatan," tutur Ibra.
“Sekarang tim harus tetap bersatu, melupakan pertandingan ini, dan fokus pada liga."
"Kami menderita malam ini, lalu mulai besok kami bersiap untuk tujuan berikutnya."
“Ketika situasi ini terjadi, Anda tidak bisa benar-benar mengatakan apakah itu adil atau tidak."
"Theo bukan aktor, dia memainkan permainannya. Pada kartu kuning pertama, dia menarik kausnya, tetapi hal-hal seperti ini terjadi di lapangan," pungkas Ibrahimovic.
Ini merupakan kali kedua Milan dieleminasi oleh wakil Belanda di Liga Champions.
Momen pertama terjadi dalam final edisi 1994-1995 kontra Ajax Amsterdam.
Bertanding di Ernst-Happel Stadion, Patrick Kluivert menjadi mimpi buruk Milan.
Pelatih timnas Indonesia itu mencetak gol semata wayang yang membuat I Rossoneri tumbang 0-1.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Football Italia |