BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dibikin frustrasi dalam melakoni pertandingan perempat final All England Open 2025.
Gregoria Mariska Tunjung tak dapat mengembangkan permainannya saat bersua pemain China, Han Yue, di laga babak delapan besar All England Open 2025.
Jorji tak berdaya dalam permainan dua gim langsung yang digelar di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Jumat (14/3/2025).
Gregoria kalah dengan skor 15-21, 17-21.
Hasil itu membuat Gregoria sudah menerima lima kekalahan dari sembilan pertandingan saat bersua rivalnya sejak Kejuaraan Dunia Junior itu.
Juga tidak dapat melakukan revans atas kekalahan sebelumnya di semifinal Arctic Open 2024, Gregoria merasa frustrasi untuk bisa mengimbangi permainan Han Yue.
"Hari ini bukan permainan terbaik saya. Saya kesulitan mengimbangi lawan," kata Gregoria dalam rilis dari PBSI.
"Bukan hanya Han Yue, tetapi secara umum, pola permainan para pemain China cukup menyulitkan bagi saya," ujar Gregoria.
Pemain-pemain dari China telah menjadi momok bagi Gregoria.
Dalam delapan pertemuan dengan pemain-pemain China sejak tahun lalu, Gregoria hanya enam kali meraih kemenangan.
Selain itu, hanya satu kemenangan yang diraih atas para wakil Negeri Tirai Bambu di peringkat 10 besar yakni dengan Wang Zhi Yi di Singapore Open 2024.
Wang Zhi Yi telah membalasnya pada fase grup BWF World Tour Finals 2024.
"Ini menjadi pekerjaan rumah besar agar saya bisa keluar dari pola mereka dan tidak mudah kehilangan fokus,” kata Gregoria melanjutkan.
Di luar itu, Gregoria mengaku kondisinya belum sepenuhnya ideal sejak mengalami cedera pada Oktober tahun lalu.
Awal tahun ini Jorji juga kembali menepi saat mengundurkan diri dari Indonesia Masters 2025 meski sudah lolos hingga perempat final.
“Setelah cedera, kondisi saya belum sepenuhnya ideal," ucap Gregoria.
"Saya ingin meningkatkan massa otot dan menurunkan berat badan, tapi tidak sampai terlalu kurus agar tenaga tetap terjaga."
"Dengan begitu, saya bisa lebih ringan dalam bergerak, lebih cepat, dan memiliki agility yang lebih baik,” paparnya.
Kekalahan Gregoria memperpanjang catatan minor tunggal putri Indonesia di All England Open.
Terakhir kali ada tunggal putri Indonesia yang mampu mencapai babak empat besar turnamen bulu tangkis tertua ini adalah pada 2000 oleh Mia Audina.
Sementara tunggal putri terakhir Indonesia yang menjadi juara All England adalah Susy Susanti pada 1994 alias 31 tahun yang lalu.

Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | PBSI.id |