"Jika seorang pemain memiliki latar belakang campuran dan berbicara dengan baik kepada media, dia dipuji, tetapi beberapa dari pemain ini tidak tampil."
"Sementara itu, mereka yang bermain bagus tidak mendapatkan penghargaan yang layak mereka dapatkan."
Tunku Ismail Idris lalu mempertegas kembali kualitas pemainnya yang masuk timnas, "Jika Insa tidak bagus, mengapa dia masih bermain di JDT? Kami masih menginginkannya karena fakta, statistik, berapa kilometer dia berlari dan area yang dia cakup."
"Insa mungkin tidak secepat pemain yang lebih muda, tetapi dia perlu berada di sana. Bagi saya, Insa masih dapat berkontribusi," tegas Tunku Ismail.
Mantan orang nomor satu di asosiasi sepak bola Malaysia itu bahkan membandingkan Insa dengan Cristiano Ronaldo yang berumur 40 tahun, dengan menekankan bahwa sepak bola modern lebih menghargai kinerja daripada usia.
"Dia masih relevan di JDT. Sebagian mungkin setuju, dan sebagian mungkin tidak, tetapi tidak seorang pun mempertanyakan peran Safiq Rahim atau Pereyra Diaz. Namun, kami telah menjadi juara selama 11 tahun."
Safiq Rahim masih memperkuat JDT hingga kini, sedangkan Diaz sudah pindah ke Bengaluru.
"Mari kita mulai membuat evaluasi berdasarkan fakta dan prestasi, bukan hanya opini. Ketika kita berbicara, kita mendukungnya dengan statistik, dan itulah mengapa Insa tetap penting," imbuhnya.
Pengaruh Insa terbukti dalam Liga Champions Asia Elite 2025-2026 yang baru saja berakhir bagi JDT.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | NST.com.my |