Yang membedakan dari Shin Tae-yong, Kluivert menyetel anak asuhnya untuk bermain garis pertahanan tinggi.
Jika mau adil, formasi Kluivert ini hanya kebobolan dua kali dalam situasi permainan terbuka, yaitu gol Nishan Velupillay dan Jackson Irvine.
Tiga gol lainnya didapat dari situasi bola mati, yaitu dua kali sundulan Lewis Miller dan Jackson Irvine, serta satu penalti Martin Boyle.
Shin Tae-yong yang menyaksikan laga itu dari Indonesia turut menyesalkan lemahnya pertahanan bola mati tim Garuda.
"Sebenernya enggak perlu kita kemasukan gol lewat set piece," ujar Shin melalui penerjemah Jeong Seok-seo.
"Mungkin karena pelatih Patrick tak punya banyak waktu untuk latihan set piece."
Shin juga menduga penyebab jatuhnya mental penggawa Garuda bermula saat kegagalan penalti Kevin Diks.
"Memang kita juga bisa (seharusnya) cetak gol tapi karena tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, ya itu mungkin jadi penyebab (kalah 5-1)," urai Shin.
Keputusan PSSI memecat Shin hingga kini masih belum diterima sebagian besar suporter Merah Putih.
Di Allianz Stadium kemarin, teriakan nama "Shin Tae-yong" masih bergema.
Baca Juga: Pemain Australia: Kegagalan Penalti Kevin Diks Jadi Momen Kunci Kekalahan Timnas Indonesia
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |