Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sejarah Hari Ini, Alex Ferguson Jadi Manajer Manchester United

By Dimas Wahyu Indrajaya - Senin, 6 November 2017 | 10:08 WIB
Sir Alex Ferguson, ketika menjadi manajer Manchester United. Dia merayakan juara Premier League saat Man United menjamu Swansea City di Old Trafford, Manchester, Inggris, 12 Mei 2013. (ALEX LIVESEY/GETTY IMAGES)

Kamis, 6 November 1986 menjadi tonggak sejarah baru Manchester United di kancah sepak bola Inggris maupun internasional.

Karena pada tanggal tersebut mantan pelatih kenamaan mereka, Alex Ferguson resmi menduduki kursi pelatih.

Pria kelahiran Glasgow, Skotlandia, 31 Desember 1941, menggantikan Ron Atkinson yang telah menyumbang dua gelar Piala FA dan Charity Shield (sekarang Community Shield) bagi MU.

Dilatih Ron Atkinson, saat itu Manchester United sedang dalam posisi tak nyaman karena menduduki peringkat ke-21 di klasemen sementara Liga Inggris divisi utama.

(Baca juga: Calon Pemain Liverpool Didakwa Palsukan SIM)

Atkinson sendiri cukup populer bagi pendukung MU pada era itu, karena menjadi manajer tersukses setelah pelatih legendaris Sir Matt Busby.


Sir Alex Ferguson ditunjuk menjadi pelatih Manchester United di awal November 1986 dan menjalani karier yang tak mulus di empat musim awal.(INDEPENDENT.CO.UK)

Namun, bayang-bayang degradasi pada tahun 1974 menghantui petinggi MU, apalagi klub berjuluk Setan Merah tak pernah menjuarai Liga Inggris sejak 1967.

Presiden MU kala itu, Martin Edwards, pun merasa berat hati memecat Atkinson karena sulit mencapnya pelatih gagal.

"Sangat sulit mengatakannya kepada Ron, karena ia tidak gagal dan menunjukkan rasa antusias, dan tidak mudah mengatakan padanya untuk angkat kaki," ucap Edwards dikutip BolaSport dari laman resmi MU.

Untuk mencari pengganti Atkinson, Edwards sudah mepertimbangkan beberapa nama di antaranya adalah pelatih Barcelona Terry Venables, pelatih Leeds United Brian Clough, sampai Bryan Robson yang statusnya masih menjadi pemain MU.

Satu nama dari negara tetangga Skotlandia pun muncul, yakni Alex Ferguson yang menjabat sebagai pelatih Aberdeen.

(Baca Juga: Lionel Messi Minta Barcelona Jual 2 Pemain Ini demi Datangkan Philippe Coutinho)

Sekarang ini nama Aberdeen memang tak terdengar, tapi jangan bandingkan dengan prestasinya saat dilatih Ferguson pada masa itu.

Melatih Aberdeen sejak tahun 1978 sudah banyak gelar yang disumbangkan Ferguson, mulai dari tiga gelar Liga Skotlandia sampai empat gelar Piala Skotlandia.

Di kancah internasional nama Ferguson pun melambung karena sukses menekuk Real Madrid yang dilatih Alfredo Di Stefano 2-1 di partai final Piala UEFA 1982-1983.

Melihat prestasinya yang mentereng membuat Edwards terpincut dengan pelatih yang memiliki nama panjang Alexander Chapman Ferguson tersebut.

Pekerjaan awal Ferguson saat melatih adalah membuat sejumlah pemain lebih bugar.

Pria yang kini berusia 75 tahun melihat pemainnya di antaranya Norman Whiteside, Paul McGrath, dan Bryan Robson saat itu kurang bugar karena mengonsumsi alkohol.

(Baca Juga: Awas Salah Fokus, Inilah Kecantikan Angela Lee Saat Tampil Sporty)

Kedisiplinan pun ditingkatkan untuk membuat MU menjauh dari zona degradasi.

Tidak seperti tahun 90-an ketika Alex Ferguson tampak merajalela di Liga Inggris, di musim pertamanya inkonsistensi lebih akrab bersama mereka.

Pada musim pertamanya MU hanya bertengger di posisi 11, posisi dua di musim kedunya, kemudian kembali ke posisi 11 di musim ketiga.

Saat pertengahan musim keempatnya gonjang-ganjing pemecatan mulai datang bagi Ferguson.

Beruntung, ia sanggup memenangkan Piala FA 1990 dengan mengalahkan Crystal Palaca 1-0 pada laga replay.

Dalam buku autobiogragfinya, "Alex Ferguson, My Autobiography", ia menjelaskan periode terkelam yang membuat karier kepelatihannya di MU berakhir tanpa gelar.

"Tanpa kemenangan di Piala FA melawan Crystal Palace sejak kedatangan saya empat tahun lalu, liang kubur tanpa ragu akan terbuka untuk jabatan saya," jelas Ferguson.

"Kita tak pernah tahu seberapa dekat saya saat itu dengan pemecatan, karena keputusan tidak pernah keluar dari petinggi United."

(Baca juga: CEO Bayern Muenchen Ungkap Kata-kata yang Dilontarkan Ancelotti Setelah Dipecat)

"Tetapi tanpa kemenangan di Wembley, banyak orang pastinya mulai tertunduk. Ketidakpuasan pada klub pastinya akan meluas."

"Memenangkan Piala FA membuat kita bernafas lega dan menguatkan kesadaran saya bahwa inilah klub yang luar biasa yang pantas memenangkan trofi juara."

Dalam buku yang terbit pada 2013 lalu Ferguson juga memaparkan sikap pesimistis dari media yang merasa dirinya sudah tak pantas melatih MU usai meraih gelar juara.

"Memenangkan Piala FA di Wembley membuat waktu bergulir dengan baik."

"Tetapi di pagi hari setelah kemenangan diraih, salah satu media massa mengatakan: 'Oke, kau membuktikan dirimu bisa menang Piala FA, sekarang ayo kembali ke Skotlandia'."

"Saya tak akan pernah melupakan hal itu," ungkap Ferguson.

Masuk tahun 1990-an di sinilah kejayaan Manchester United bersama Ferguson dimulai.

Gelar Liga Inggris pertamanya dirasakan pada musim 1992-1993.

Penunjukkan pemain belia ke tim inti menjadi faktor penting MU merenggut gelar Liga Inggris yang mulai menyematkan nama Premier League.

Pemain belia yang merasakan promosi ke tim inti itu antara lain David Beckham, Gary Neville, Philip Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Nicky Butt.

Keenam pemain itu juga sering disebut dengan julukan Fergie Babes, julukan yang diadaptasi dari Busby Babes, pemain-pemain MU yang direkrut dan dilatih Matt Busby.

Selain julukan Fergie Babes, enam pilar muda yang rata-rata berumur 18 tahun itu juga disebut Class of '92.


Potret Alex Ferguson dengan pemain muda MU yang kemudian ia poles menjadi pemain bintang.(MANCHESTEREVENINGNEWS.CO.UK)

Mengorbitkan pemain muda berbuah manis bagi MU di tahun tersebut.

Menjadi juara dengan hanya mencicipi enam kekalahan, salah satu penggawa mudanya yakni Ryan Giggs menjadi pemain muda terbaik Liga Inggris karena tampil agresif dengan menyarangkan sembilan gol.

Di musim 1994-1995 tim asuhan Ferguson memang tak sanggup mempertahankan gelar, tapi keputusan berani Ferguson di musim inilah yang membuatnya patut diacungi jempol.

Melepas pemain seniornya seperti Paul Ince, Mark Hughes, dan Andrei Kancheskis membuat Ferguson memainkan pemain-pemain binaan yang rata-rata masih berusia 20 tahun.

(BACA JUGA : Kalahkan Bintang Hollywood, Petarung UFC Ini Berhasil Menyamai Rekor Conor McGregor)

Hasilnya awal musim MU pun tak gemilang dengan mencicipi kekalahan 1-3 atas Aston Villa.

Sampai-sampai mantan pemain Liverpool, Alan Hansen, yang bekerja sebagai pandit di BBC menyindir keputusan Ferguson membuang pemain penting dan menggantinya dengan pemain minim pengalaman.

"Kau tak akan memenangkan apa-apa dengan sekumpulan anak-anak," kata Hansen pasca laga MU kontra Aston Villa yang berlangsung pada 19 Agustus 1995.

Di musim itu gelar juara Liga Inggris dimenangkan Blackburn Rovers berkat kepelatihan Kenny Dalglish ditambah dua penyerang andalannya yang mencuri perhatian, Alan Shearer dan Chris Sutton.

MU hanya mengakhiri musim di posisi dua dan hanya dihibur dengan gelar Community Shield di awal musim.

Musim berikutnya menjadi ajang balas dendam Ferguson terhadap khalayak yang meremehkan keputusannya memainkan pemain muda.

Di musim 1995-1996 juga menjadi ajang pembuktian bagi pemain muda, David Beckham cs.

Menjuarai Liga Inggris di musim itu, Beckham mencetak tujuh gol, Scholes sepuluh gol, sedangkan Giggs sebelas gol.

Selain gelar Liga Inggris Ferguson juga mempersembahkan Piala FA dan Community Shield.

Di pengujung abad 20, Ferguson mencatatkan sejarah penting bagi persepakbolaan Inggris dan juga dunia.

Di musim 1998-1999 MU dibawanya meraih treble winner dengan menjuarai Liga Champions, Liga Inggris, dan Piala FA.

Partai Liga Champions itu disebut sebagai salah satu laga dramatis karena MU diambang kekalahan 0-1 atas Bayern Muenchen.

Waktu sudah menunjuk injury time babak kedua, dan drama pun terjadi.

Dua gol MU yang disumbangkan Ole-Gunnar Solksjaer dan Teddy Sheringham membalikkan keadaan dan membawa Setan Merah ke podium tertinggi kompetisi klub Eropa.

Karena mengharumkan nama Inggris lewat sepak bola di tahun itu, perdana menteri Inggris Tony Blair memberikan gelar kehormatan "Sir" pada Alex Ferguson.

Gelar "Sir" sendiri adalah gelar kehormatan yang berjasa bagi kerajaan Inggris.

Berkat gelar itulah kini nama Alex Ferguson lebih akrab disebut dengan Sir Alex Ferguson.

Di milenium baru Manchester United semakin matang dengan gelar dan popularitas yang terus meningkat.

Total sejak tahun 1990-an hingga dirinya pensiun pada 2013, Ferguson telah meraih 38 gelar bersama Manchester United.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P