Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AC Milan tengah menunjukkan grafik peningkatan pada performa mereka dan sosok pelatih "honorer" menjadi dalang di balik kesuksesan tersebut.
AC Milan baru saja lolos dari babak semifinal Coppa Italia lewat adu penalti melawan Lazio.
Pada waktu normal kedua tim bermain imbang 0-0.
Hasil laga ini kembali menunjukkan bahwa I Rossoneri tengah dalam tren positif.
Sejak akhir Desember 2017, AC Milan tak sekali pun mengalami kekalahan dalam 13 pertandingan.
Kejam! Hanya karena Tak Beri Umpan pada Cristiano Ronaldo, Pemain Ini Ditendang dari Real Madrid https://t.co/cdDh0GyE8G
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 8 Februari 2018
Leonardo Bonucci dkk juga menampilkan pertahanan yang solid akhir-akhir ini.
Gawang AC Milan yang dikawal Gianluigi Donnarumma tak pernah kebobolan dalam enam laga terakhir atau sekitar 570 menit.
Musim 2017-2018 memang masih panjang dan terlalu dini menyebut AC Milan sukses.
Namun, tidak perlu menunggu hingga untuk melihat peningkatan kualitas AC Milan.
(Baca Juga: Perlakuan Istimewa Barcelona Terhadap Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele)
Segala capaian positif tersebut tidak lepas dari tangan dingin pelatih Gennaro Gattuso.
Datang sebagai caretaker Vincenzo Montella yang dianggap gagal, Gennaro Gattuso hanya bermodal pengalaman melatih tim medioker dan tim primavera AC Milan.
Kendati begitu, Gattuso mampu membawa AC Milan tempat semestinya sebagai klub besar.
"Mungkin saya adalah pelatih terburuk di Serie-A tapi saya selalu ingin menang, bahkan bermain di kebun bersama anak saya," kata Gattuso kepada Rai Sport yang dikutip BolaSport.com.
(Baca Juga: Putra Legenda Barcelona Tak Berani Tolak Tawaran Real Madrid)
"Saya ingin anak-anak asuh saya membuktikan bahwa apa yang saya lihat malam ini bukan kebetulan, maka kami akan mengambil satu permainan sekaligus," ujar Gattuso.
Pernyataan tersebut disampaikan pria yang dijuluki sebagai si Badak itu setelah mengalahkan Inter Milan di Coppa Italia (27/12/2017), sekaligus mengawali tren tak terkalahkan hingga saat ini.
Selain klaim bahwa dirinya adalah pelatih terburuk di Serie-A, Gattuso menerima gaji terendah di kompetisi kasta tertinggi Liga Italia itu.
Gattuso masih menerima upah yang sama saat melatih tim primavera AC Milan.
Komentar Tak Wajar Zinedine Zidane Tentang Cedera Neymar https://t.co/iBYn2HnbXj
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 27 Februari 2018
Football Italia mewartakan bahwa Gattuso hanya menerima 120 ribu euro (Rp 2 miliar) per musim.
Bahkan gaji Gattuso tidak sampai separuh gaji pelatih Hellas Verona, Fabio Pecchia, yang memiliki gaji terendah kedua di Serie A.
Fabio Pecchia merima gaji sebesar 250 ribu euro (Rp 4,19 miliar) per musim.
(Baca Juga: Tega! Neymar Alami Retak Tulang, Sang Lawan Justru Mencerca)
Belum lagi jika dibandingkan gaji pelatih tim elite lain, seperti Juventus dan Inter Milan, Gattuso bak pelatih honorer.
Pelatih Juventus, Massimiliano Allagri, menerima 7 juta euro (Rp 117,4 miliar) per musim, sementara pelatih Inter Milan, Luciano Spalletti, mengantongin 4 juta euro (Rp 67,1 miliar).
Menurut La Repubblica, dengan performa I Rossoneri yang semakin membaik para petinggi klub siap memberi hadiah berupa kenaikan gaji.
Jika Gattuso masih merasa sebagai pelatih terburuk, maka dia telah membuat anomali.
Sebab, meski merasa terburuk, dia mampu membawa kebangkitan AC Milan.
Sentuhan pelatih berjuluk si Badak ini justru semakin mendobrak dan membawa timnya terus mendongak.
Bahkan, tak menutup kemungkinan, AC Milan yang kini di peringkat ke-7 klasemen Serie-A, akan bisa terus naik.
(Baca Juga: Siap-siap Ditinggal Jose Mourinho, Manchester United!)