Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Beberapa spanduk provokatif terpampang saat itu seperti "Solo uno schianto (hanya sebuah kecelakaan)" dan "Quando volo... penso al Toro (Saat terbang... saya ingat Toro)".
Il security manager della Juventus FC Alessandro D'Angelo che si mette d'accordo con i tifosi (?) per far entrare questi striscioni durante il derby con il Torino.
— eugenius (@eugenioosss) October 22, 2018
Non un capo ultrà, ma il capo della sicurezza della Juventus FC.
Che schifo.#Report pic.twitter.com/zbtpf0yE2Y
Empat tahun berselang, kasus tersebut kembali mencuat menyusul sebuah laporan dari Rai 3 yang menyebut bahwa spanduk masuk ke stadion dengan sepengetahuan Manajer Keamanan Juventus Alessandro D'Agnelo.
D'Agnelo disebut mengetahui keberadaan spanduk-spanduk bernada provokatif itu melalui komunikasi via telepon dengan salah satu ultras, namun tidak melaporkannya kepada pihak yang berwenang.
Baca Juga:
Fakta baru mengenai insiden spanduk Superga lantas membuat Presiden Torino Urbano Cairo berang.
"Sebagian besar pendukung Granata (julukan Torino) tersinggung dengan kemungkinan adanya kongkalikong, bahkan di tingkat atas, mengenai insiden tidak manusiawi tersebut," kata Cairo dikutip BolaSport.com dari Football-Italia.
"Spanduk dan kalimat tersebut tidak ada hubungannya dengan olahraga dan seharusnya tidak boleh dipasang di manapun, tidak hanya stadion.
"Saya pikir petinggi klub Juventus, mulai dari presidennya, harus meminta maaf kepada keluarga korban Superga dan untuk seluruh suporter Granata," sambungnya.
Juventus sendiri saat itu langsung bereaksi dengan memasang spanduk 'balasan' yang bertuliskan "Onore ai caduti di superga (Hormat terhadap insiden Superga)" pada laga berikutnya.
Adapun mengenai rumor yang berkembang belakangan, Presiden Juventus Andrea Agnelli kembali menegaskan bahwa pihak klub tidak tahu menahu soal pemasangan spanduk kontroversial tersebut.