Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Presiden 2018 Cerminan Kompetisi Sepak bola Indonesia yang Diidam-idamkan

By Irwan Febri Rialdi - Jumat, 9 Februari 2018 | 14:32 WIB
Logo Piala Presiden 2018. (DOK LIGA-INDONESIA.ID)

Hal yang sama juga terjadi di grup lain, klub seperti Arema FC dan Persebaya Surabaya harus menunggu sampai detik akhir pertandingan untuk mendapatkan tiket tersisa maju ke babak delapan besar. 

Solo Jadi Saksi Kedewasaan Sepak bola Indonesia

Babak 8 besar Piala Presiden 2018 digelar di Stadion Manahan, Solo, kota kelahiran Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kota yang adem dan tentrem ini menjadi tempat untuk menampung delapan klub beserta suporternya yang berasal dari delapan daerah berbeda.

Sebanyak 8 klub berbasis kelompok suporter besar dan fanatik hadir di Solo. Mereka adalah Arema FC, Persebaya Surabaya, Bali United, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, PSMS Medan, Persija Jakarta dan Madura United.

Seketika Kota Solo berubah menggelegar, empat pertandingan menyajikan pertandingan berkualitas dan jadi tontonan berkelas. Selain menunjukan skill yang mumpuni, para pemain bermain dengan fairplay, tak ada adu jotos, serta mampu menerima segala keputusan wasit. Pemandangan indah diakhir laga juga tercipta saat pelatih, pemain, dan ofisial tim saling berjabat tangan sebagai tanda rivalitas hanya sebatas 2x45 menit.

Keharmonisan tersebut merembet hingga ke para pendukung yang sangat fanatik dengan klub masing-masing. Delapan kelompok suporter yang membanjiri Kota Solo menghapus image yang identik dengan kerusuhan jika saling bersua. Pertemuan suporter tersebut justru terlihat sangat harmonis, mereka tak saling mengusik, tak jarang mereka bernyanyi bersama dan tak ada kerusuhan yang terjadi.


Suporter PSMS Medan dan Persebaya saat bernyanyi bersama di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (3/2/2018).(IRWAN FEBRI RIALDI/BOLASPORT.COM.)

Gambaran tersebut sungguh terlihat nyata pada laga Persebaya Surabaya kontra PSMS Medan, Sabtu (3/2/2018). Pertandingan tersebut berjalan begitu alot dengan skor 3-3 pada dua waktu normal dan dilanjutkan pada babak adu penalti hingga dimenangkan 7-6 oleh PSMS.

Stadion Manahan mutlak dikuasai suporter Persebaya, Bonek. Hampir seluruh tribun penonton dikuasai Bonek dan hanya satu blok disisakan buat pendukung PSMS Medan.

Tercatat, pertandingan itu disaksikan 22.184 pasang mata, jumlah yang paling besar dari tiga pertandingan semifinal lainnya. Namun, pertandingan mampu berjalan sportif dan tak ada protes berlebihan terhadap segala keputusan wasit.