Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Asa Klub Liga 3 yang Pernah Jamu PSV Eindhoven kepada Indra Sjafri untuk Bangkit

By Ram Makagiansar - Sabtu, 10 Maret 2018 | 12:21 WIB
Siluet pelatih Indra Sjafri (kanan) saat mengamati seleksi pemain klub Liga 3, Persma 1960 di Stadion Klabat, Kota Manado pada akhir Februari 2018. (www.facebook.com/Persma1960)

BOLASPORT.COM – Era awal Liga Indonesia, Sulawesi Utara memiliki klub yang cukup disegani Persma Manado. Kini, klub dengan julukan Badai Biru siap bangkit mulai Liga 3 dan berharap ’bantuan’ Indra Sjafri.

Ya, manajemen Persma Manado ingin sentuhan pelatih berpengalaman seperti Indra Sjafri dapat bisa ikut membangkitkan nama besar klub ini.

Meski hanya sebatas sebagai konsultan Teknik, tetapi manajemen Persma berharap pada eks pelatih timnas U-19 Indonesia ini.

Apalagi, eksistensi Persma pada level sepak bola nasional terakhir pada 2006.

(Baca juga: Jika Sang Ayah Tinggalkan Indonesia untuk Gabung Klub Belanda, Dua Pemain Singapura Ini Mengejar Asa di Eropa)

”Pak Indra tak ikut melatih secara kontinu. Dia hanya melakukan seleksi, tetapi akan datang sesuai jadwal kesepakatan,” kata Manajer Persma, Benigno Polii kepada BolaSport.com di Manado.

Indra menampung hampir 150 pemain dan bukan hanya asal Manado saja, tetapi dari seantero Sulawesi Utara (Sulut).

”Kami membuka kesempatan seleksi dan nama Persma ternyata membekas dengan kehadiran pemain dari luar Manado,” kata Polii.

(Baca juga: Pemain dengan Status Marquee Player Ini Bersinar dan Produktif, setelah Meninggalkan Klub Indonesia)

Kini, ada 34 pemain yang tersisa hasil seleksi itu dan masih akan diciutkan lagi.

Indra pun menyadari potensi pesepak bola dari Sulut.

”Pernah dulu, saya datang memantau untuk timnas U-19. Ada berapa yang sampai seleknas (seleksi nasional),” kata Indra.


Peserta seleksi klub Liga 3 asal Sulawesi Utara, Persma 1960 di Stadion Klabat, Kota Manado pada akhir Februari 2018. (www.facebook.com/Persma1960)

Kalau pun ada kendala sebut Indra pada soal konsistensi.

Artinya, kompetisi atau turnamen banyak maka pemain terbantu secara mental, stamina dengan melengkapi teknisnya.

Saat Indra absen, maka duet pelatih, Rudi Manumpil dan Rudy Onu, akan memandu para pemain dalam latihan di lapangan Danlantamal, Kota Manado.

(Baca juga: Pasca Disingkirkan Real Madrid dari Liga Champions, Masalah PSG Ternyata 'Terkait' Gaya di Perusahaan Minyak)

”Sesekali, kami juga pakai Stadion Klabat,” kata Polii menambahkan.

Persma Manado pada orbit sepak bola nasional medio 1995-2000 ada pada level atas Liga Indonesia yang kala itu jenjang tertinggi adalah Divisi Utama.

Kemudian, skuat Badai Biru terdegradasi ke Divisi I.

(Baca juga: Piala Dunia 2018 Belum Mulai, Timnas Australia Pastikan Ganti Pelatih Setelah Turnamen Itu)

Mereka sempat menggeliat lagi pada 2003 sampai 2007.

Persma pada 1995 pernah menjamu salah satu klub elite Liga Belanda, PSV Eindhoven.

Kala itu, skuat dengan julukan Boeren diperkuat Wim Jonk, Phillip Cocu, serta bintang yang akhirnya bersinar di sepak bola dunia asal Brasil, Ronaldo Luiz.


Eks pelatih timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri (kanan) saat memberikan arahan dalam seleksi pemain klub Liga 3, Persma 1960 di Stadion Klabat, Kota Manado pada akhir Februari 2018. (www.facebook.com/Persma1960)

Namun, belakangan muncul kasus pemain asaing Saphou Lassy asal Gabon.

Dia mengadukan ke FIFA bahwa gajinya tak dibayar. Padahal, manajemen Persma telah memiliki bukti pembayaran yang memang terlambat.

Hanya saja, Saphou memanfaatkan dengan melaporkan ke PSSI dan FIFA. 

(Baca juga: Klub yang Dibela Ferdinand Sinaga Terancam Jatuh ke Zona Degradasi Liga Super Malaysia, Ini Penyebabnya!)

FIFA pun menjatuhkan sanksi dan PSSI melengkapi kesengsaraan Persma dengan pemecatan akibat tidak ikut berkompetisi selama tiga musim. 

”Makanya,  untuk bisa berkiprah kembali Persma ditambahi 1960,” tutur Polii.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P