Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Michael Essien menyimpan sepenggal memori indah selama masa kariernya sebagai seorang pesepakbola.
Michael Essien bercerita, semusim merumput di Indonesia merupakan pengalaman tak terlupakan baginya.
"Bermain di Persib adalah pengalaman luar biasa bagi saya dan saya sangat menikmati satu tahun berada di Indonesia," ujarnya, dilansir dari Goal.
Selama bermain sepak bola di Indonesia bersama Persib Bandung, Michael Essien menilai bahwa standar sepak bola Indonesia tidak terlalu buruk.
(Baca juga: Kepada Media Asing, Michael Essien Ungkap Kegilaan Sepak Bola Indonesia)
Kendati masih jauh dari standar sepak bola Eropa, ia menyebut bahwa standar kompetisi tanah air bisa dibilang bagus.
"Standar sepak bola Eropa dengan Indonesia memang berbeda. Tetapi, standar Indonesia sangat bagus," katanya.
Sementara itu, sejumlah kendala dan tantangan juga dihadapi pemain asal Ghana ini selama berseragam Maung Bandung.
Menurutnya, iklim tropis dan cuaca panas Indonesia adalah tantangan terbesar baginya selama berkarier di Indonesia.
Namun, semangat tinggi para rekan-rekannya yang tak mengeluh akan cuaca tersebut membuat semangat Essien begitu membara.
(Baca juga: 4 Kali Dipercaya Luis Milla, Pemain Ini Tak Pernah Sekalipun Tampil Mengecewakan)
Bagi gelandang berusia 35 tahun ini, hal tersebut menghadirkan kebahadiaan tersendiri saat bermain sepak bola.
"Terkadang, tidak mudah bagi saya untuk bermain di iklim dan cuaca Indonesia, karena cuaca di sana bisa sangat panas."
"Tetapi mereka tetap keluar dan bekerja keras demi kebaikan tim, jadi bagi saya, hal ini tentu menghadirkan kebahagiaan dalam bermain sepak bola," jelasnya.
Ia juga menerangkan kronologi awal kedatangannya di kubu Maung Bandung pada tahun 2017 lalu.
"Saya ingat ketika saya meninggalkan Yunani, saat itu saya berpikir untuk berhenti. Saya tidak pernah bermain sepak bola selama 7 sampai 8 bulan. Lalu saya mendapatkan telepon dari seorang teman soal ketertarikan Persib Bandung," ujar Essien dilansir dari Goal.
Kedatangannya di Persib, jelas Essien, merupakan sebuah bentuk uluran tangan mantan pemain Real Madrid ini untuk membantu mengangkat pamor Persib Bandung dan kompetisi sepak bola Indonesia di mata dunia.
(Baca Juga: Kalahkan Boaz Solossa, Pemain Ini Terpilih Jadi Bomber Timnas Indonesia Versi Survei Berikut)
Selain itu, bermain di depan puluhan ribu bobotoh adalah pengalaman tak terlupakan bagi Michael Essien.
"Mereka menginginkan sebuah nama besar untuk mengangkat pamor klub dan negara. Mereka menghubungi saya dan saya berpikir kenapa tidak?" katanya.
"Bermain di Persib adalah pengalaman luar biasa bagi saya dan saya sangat menikmati satu tahun berada di Indonesia," ujarnya menjelaskan.
Lebih lanjut, gelandang berusia 35 tahun ini meyanjung soal fanatisme sepak bola Indonesia.
Menurut Essien, masyarakat Indonesia adalah publik yang gandrung olah raga kulit bundar.
Terbukti, fanatisme tinggi para suporter adalah salah satu sisi lain dari dunia sepak bola yang disoroti Michael Essien selama bermain di Indonesia.
(Baca Juga: Timnas Indonesia Gabung Grup B Piala AFF 2018, Nostalgia Piala AFF 2016)
"Mereka (masyarakat Indonesia) adalah seorang fanatik sepak bola dan stadion hampir selalu terisi penuh pada setiap laga. Mereka bernyanyi dan memberikan dukungan setiap pertandingan."
"Mereka sangat bergembira ketika meraih kemenangan dan begitu sedih saat kalah. Saya bisa bepergian ke banyak tempat yang tidak bisa saya lakukan. Suporter sangat mencintai tim dan klub. Mereka selalu mendorong tim kebanggaan untuk bermain bagus dan saya senang dengan hal itu," lanutnya.
Kendati harus terdepak dari jajaran skuat Persib Bandung, Michael Essien mengakui bahwa satu musim periodenya bermain di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia merupakan hal yang patut dikenang.
(Baca juga: Mantan Pelatih Persib Merasa Tersakiti dan PSMS Jadi Penyebab)
Essien dikabarkan tak masuk rencana pelatih anyar Persib, Roberto Carlos Mario Gomez.
Mencatakan penampilan sebanyak 29 kali dan mencetak lima gol, Essien harus rela tergusur dari skuat Maung Bandung di bawah pelatih anyar Persib, Roberto Carlos Mario Gomez.
Slot pemain asing milik gelandang asal Ghana ini tergantikan setelah Persib memutuskan untuk merekrut Jonathan Jesus Bauman dari tim Liga Yunani, AOK Kerkyra.
Pasalnya, kala itu Roberto Carlos Mario Gomez bersikukuh untuk mendatangkan satu penyerang tajam demi menjawab tumpulnya lini serang Persib.
(Baca juga: Tak Punya Bomber Garang, Luis Milla Panggil Striker Naturalisasi ke Timnas U-23)
Ezechiel N'Douassel dan sejumlah penyerang lokal Maung Bandung dianggap kurang mumpuni untuk dijadikan penyangga harapan Persib dalam memetik pundi-pundi gol.
Akhirnya, kehadiran Jonathan Bauman menggenapi kuota pemain Persib sesuai regulasi Liga 1 musim 2018 yakni 3 pemain asing bebas dan 1 pemain asing asal Asia.
Sebelumnya, Persib telah memiliki tiga pemain asing, yakni Oh In-kyun (Korea Selatan), Ezechiel N'Douassel (Chad), dan Bojan Malisic (Serbia).
Essien telah 20 tahun berkarier sebagai pesepak bola.
Dia memulai petualangannya di Liga Ghana bersama akademi Liberty Professionals pada 1998-1999.
(Baca juga: Tak Difavoritkan Juara Piala AFF 2018, Timnas Indonesia Harus Diwaspadai Karena Hal Ini)
Setahun kemudian, dia terbang ke Prancis dan memperkuat Basta (2000-2003) dan Olympique Lyon (2003-2005).
Nama Essien meroket ketika direkrut Chelsea pada 2005 dan menjadi pemain penting di sana.
Dia sempat dipinjam oleh raksasa Spanyol, Real Madrid, selama 2012-2013.
Kemudian dia bergabung ke Liga Italia bersama AC Milan selama satu tahun dari 2014-2015.
(Baca juga: Tak Difavoritkan Juara Piala AFF 2018, Timnas Indonesia Harus Diwaspadai Karena Hal Ini)
Karier Essien meredup di sana, dia pun hengkang ke Yunani bersama Panathinaikos pada 2015-2016.
Pada musim 2017, Essien mendarat di Liga 1 bersama Persib Bandung dengan status marquee player.