Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepak bola Indonesia kembali tercoreng. Hal itu dikarenakan kerusuhan yang terjadi antara laga Arema FC melawan Persib Bandung dalam laga keempat Liga 1 2018 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (15/4/2018).
Suporter Arema FC, Aremania, masuk ke dalam lapangan ketika pertandingan tersisa beberapa detik lagi. Saat itu, Arema FC masih ditahan imbang 2-2 oleh Maung Bandung.
Aremania seakan menyuarakan kesedihannya terhadap permainan tim kebanggaannya itu. Ya, sampai pekan keempat, tim asuhan Joko Susilo itu belum mendapatkan tiga poin dan harus duduk di posisi buncit klasemen Liga 1 2018.
Arema FC selalu tampil tidak selayaknya Singo Edan dalam empat pertandingan. Mereka menelan dua kali kekalahan dari Persija Jakarta dan Borneo FC , serta merasakan hasil imbang ketika bermain melawan Mitra Kukar dan Persib.
Puncaknya saat menjamu Persib. Aremania masuk ke dalam lapangan sehingga membuat takut para pemain lawan dan memutuskan masuk ke ruang ganti.
Gas air mata pun harus dikeluarkan pihak keamanan untuk membubarkan Aremania di dalam lapangan Stadion Kanjuruhan. Mobil ambulance juga tidak bisa menampung banyaknya Aremania yang pingsan akibat terjatuh dan terinjak oleh rekan-rekannya.
Bahkan, pelatih Persib, Mario Gomez, harus merasakan kepalanya berdarah. Tidak tahu asal usul mengapa dahi dari pelatih asal Argentina itu berdarah.
(Baca Juga: Arema FC Vs Persib - Pengalaman Pertama Mario Gomez Jadi Korban Kericuhan di Dunia Sepak Bola)
Wasit pun memutuskan bahwa pertandingan itu selesai. Arema FC harus puas berbagi poin dengan Pangeran Biru.
Bisa dibilang kerusuhan itu menjadi ketiga kali secara beruntun dalam sepak bola Indonesia. Kita coba flashback ke musim 2016, di mana saat itu laga Persija kontra Sriwijaya FC berakhir ricuh.