Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kendati teregradasi, tak lantas membuat Sandy meninggalkan Arema di musim berikutnya.
Ia justru bertanggung jawab dengan mengantarkan Arema kembali ke Divisi Utama setelah menyabet trofi juara Divisi Satu 2004.
Selain menjadi bagian dari skuat Arema saat menjuarai Divisi Satu 2004, Sandy juga merupakan bagian dari skuat Arema saat meraih trofi Piala Indonesia atau Copa Indonesia pada 2005 dan 2006.
Selepas musim 2006, Sandy memutuskan hengkang ke Persik Kediri hingga musim 2007 berakhir.
Pada musim 2008-2009, Kurnia Sandy menerima ajakan Freddy Muli untuk bergabung bersama Persebaya Surabaya di Divisi Utama yang pada saat itu sudah menjadi kasta kedua kompetisi di Indonesia.
Karier Sandy di Persebaya tak lama sebab di putaran kedua Kurnia Sandy memutuskan hengkang ke Mitra Kukar.
I Putu Gede Swisantoso
Meski berdarah Bali, hampir semua karier sepak bola Putu Gede dihabiskan di Jawa Timur. Pria yang kini menjadi pelatih Perseru Serui itu memulai karier profesionalnya bersama Persebaya Surabaya pada dua edisi Ligina awal yakni 1994-1995 dan 1995-1996 sampai akhirnya pindah ke klub tetangga, Mitra Surabaya pada Ligina III tahun 1996.
Pada 1999, Putu Gede memutuskan pindah ke Arema Malang dari Persija. Di Arema, Putu bermain selama tiga musim sampai akhirnya pindah ke Deltas pada 2002.
(Baca Juga: New Zealand Open 2018 - 2 Gelar Jadi Milik Taiwan dan Jepang)
Menjalani dua musim di Deltras, Putu akhirnya kembali bergabung dengan Arema untuk yang kedua kalinya pada 2004.
Bersama Arema kala itu, Putu sukses membawa Singo Edan promosi ke Divisi Utama serta berhasil menyabet gelar kampiun Piala Indonesia atau Copa Indonesia dua musim berturut-turut yakni pada 2005 dan 2006.
Selepas membawa Arema juara pada 2006, Putu memutuskan hengkang ke Persita Tangerang pada musim 2007.
Hanya semusim di Tangerang, Pada 2008 Putu kembali ke klub pertamanya, Persebaya, yang pada saat itu berlaga di Divisi Utama (kasta kedua).
Kebersamaan Putu di Persebaya pun hanya setengah musim sebab di putaran kedua ia memilih hijrah ke Persekabpas Pasuruan.